Sabtu, Mei 09, 2009

Hari Kikuk, Tak Kikuk Saat Mulung Sampah

Share & Comment
Setiap sabtu pasti ada sms masuk ke hp, isinya mengajak untuk bersi-bersih kali Ciliwung di hari Minggu. Nah! Aksi mulung sampah plastik yang ke delapan ini, kembali ke jembatan Lebak Kantin, persis di sebelah lapangan Sempur, Bogor.

Tidak sulit menuju lapangan, Sempur, cukup sekali naik angkot saja dari Warung Jambu. Paling sulit adalah mencari celah untuk duduk di lapangan basketnya. Kenapa? Karena setiap hari Minggu, di lapangan Sempur penuh sesak dengan tukang jualan segala macam barang. Semua warga Bogor sepertinya tumpah ruah, mau umroh di lapangan Sempur.



Balik ke acara mulung sampah 3 Mei 09. Begitu sampai di lapangan basket Sempur, sudah ada Hapsoro, Zaki dan Hendri. Rencanya mulung sampah sekitar 07.30, hingga jam setengah sembilan, belum juga dimulai.

Setelah Hari Kikuk membagikan karung, dan Zaki yang kebagian jadi koorlap mulung ke delapan memberikan sedikit pengarahan. Setelah itu, relawan langung menuju jembatan Lebak Kantin. Namanya juga sukarela, jadi ya peserta mulung kali ini pun tidak terlalu banyak. Selalu turun naik pesertanya. Aku pun hanya dua minggu sekali bisa gabung dengan teman-teman.

Colek sana, colek sini. Sampah plastiknya semakin banyak. Lilitannya pun semakin tebal. Rasanya baru dua bulan lalu, ikut mengais sampah di bawah jembatan Lebak Kantin. Tapi, sampahnya tetap saja banyak.

Iseng-iseng aku tergelitik mewawancar Hari Kikuk. Setiap kali mulung dia selalu semangat. Gak pernah kelihatan cape, mukanya selalu sumringah. Waktu ditanya kenapa Hari semangat dengan aksi mulung sampah. Dengan logat jawanya yang masih kental, dia mencurahkan perasaannya.

“ Aku kan tinggal di Bogor, buang sampah di Bogor, BAB di Bogor, cari nafkah juga di Bogor. Aku ingin kontribusi. Masyarakat masih buang ke sungai, khususnya di bantaran. Padahal ada bak sampah. Apa bak sampah harus disediakan di setiap rumah? Bogor kan kota hujan, sampah dimanapun pasti larinya ke sungai,” Hari terus nyerocos mencurahkan isi hatinya.

Hari juga berpikir, pemerintah harus serius menangani masalah sampah di Bogor. Hari berpikir, selama ini sampah yang diambil oleh petugas kebersihan hanya sampah yang ada dipinggir jalan saja. Lantas, sampah rumah tangga yang ada di gang bagaimana?

Pria berumur 30 tahun ini sedang menanti kelahiran bayinya. Apakah istrinya marah, dengan aksi mulung sampah setiap minggu?

“ Istriku gak marah, rela, ikhlas. Harapanya, sungai Ciliwung bisa bersih, gak gatel kalo dipake mandi. Masih banyak anak-anak dan orang dewasa mandi di sungai Ciliwung, tapi banyak limbah dibuang ke sungai. Pokoknya perlu dukungan semua kalangan untuk aksi Ciliwung,” Jawab Hari.

Anda mau menjadi relawan seperti Hari? Silahkan buka http://www.tjiliwoeng.co.cc
Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

2 Komentar:

Moes Jum mengatakan...

jadi ngiri dengan semangatnya Hari ... hiks. Tapi memang diperlukan kepeloporan seperti Oom Kikuk ini. Ayo ahh ... kita temenin Oom Kikuk utk bisa tetap semangat!!

Anonim mengatakan...

om kikuk semangatnya segede lagit ya om ha ha aha....,
tapi tenang om kalau ada waktu aku juga ikutan gabung untuk membenahi lingkungan ku he he he

demi cinta aku rela berkorban
demi teman aku rela berjuang
demi keadaan aku rela melakukan perubahan
demi kita bersama aku rela meluangkan waktu?

semagatmu bagai jernihnya air tempoe doeloe kawan semagat demi kebangaan bersama.

semagat hanya sekedar semangat tampa ada dukungan hanyala tinggal smangat belaka.

lanjutkan perjuangan mu untuk tjiliwoeng he he he seperti semagat dan slogan partai aja pakai lanjutkan

salam dari dunia maya irah & Bravo

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com