Rabu, Oktober 28, 2009

Mau jadi Musuh Bersama ???

Share & Comment
Dibutuhkan Segera ...
  • Pria atau wanita,
  • Segala usia,
  • Diutamakan memiliki kemampuan di bidang perencanaan,
  • Bisa mengemudikan kendaraan,
  • Bersedia ditempatkan di mana saja di seluruh Indonesia,
  • Untuk menempati posisi sebagai MUSUH BERSAMA.




Adakah kira-kira yang bakal menjawab iklan pekerjaan macam begini?

Iklan ini sangat serius, tetapi dugaan saya, orang akan menganggapnya sebagai 'guyon', lelucon orang iseng. Padahal sumpah, ini serius. Seserius sumpah yang diucapkan 81 tahun yang lalu. Sumpah para pemuda yang memiliki hasrat kuat untuk bersatu dan merdeka. Dan beneran, 27 tahun kemudian merdekalah negeri ini secara resmi. Ada suratnya, ada tanda tangannya, ada fotonya, bahkan ada rekaman suara dan gambarnya, sah.

Soal sumpah itu, rahayat negeri ini tentu sebagian besar hanya mendengar cerita atau membacanya, tetapi yang pasti semua masih memperingatinya sebagai hari yang luar biasa besar, mungkin setara dengan hari kemerdekaan sendiri. Sumpah para pemuda negeri ini yang menjadi biang dari segala persatuan dan kesatuan bangsa untuk menjadi merdeka jiwa dan raga. Sumpah yang mengalahkan batas nusa, batas bangsa dan batas bahasa. Ya, sumpah itu adalah warisan untuk generasi kini. Tetapi, apakah hasrat kala itu masih awet terjaga? Apakah masih tetap sepanas jiwa muda kala itu, ataukah sudah menjadi warisan yang usang, menghilir terserah arus dan keriput seturut umur?

Saya yakin rasa panas hasrat itu sebetulnya masih tetap ada di mana-mana, hanya kadang bukan berasal dari api persatuan, yang sering saya dengar justru sebaliknya. 28 Oktober tahun ini, semangat persatuan itu bahkan terasa jauh lebih mundur daripada 100 tahun lalu sehingga yang berulang kali diteriakkan merdeka-merdeko itu susah sekali dirasakan sebagian besar anggota negeri.

Saya pernah mendengar ungkapan bijak semacam ini, "persatuan lebih mudah ditemukan ketika hadir musuh yang sama daripada kawan yang sama". Saya pikirkan ungkapan ini, dan itulah kenapa iklan kecik di atas itu rasanya penting untuk mendapat jawaban. Tahun 1928, persekutuan ide, semangat dan tindakan para pemuda jaman itu diyakini mampu melawan musuh bersama, ketidakmerdekaan, penjajahan.

"Persatuan Lebih Mudah Ditemukan Ketika Hadir Musuh yang Sama daripada Kawan yang Sama"
Bogor, masa kini, beruntunglah kita, masih ada gerombolan orang yang menyimpan semangat persatuan dan kemerdekaan itu sepanas 81 tahun lalu. Gagasan-gagasan bergulir dan tindakan-tindakan terus dicobakan untuk memperbaiki keadaan. Beriak, menyodok-nyodok, mengganggu kenyamanan semangat melempem yang sedang nunut menghilir.

Saya bersyukur masih merasa dan sedang diingatkan. Setiap hari sabtu dan minggu pagi, ada pesan pendek yang tetap setia datang, mengajak bebersih Kali Ciliwung, meskipun saya berminggu bahkan berbulan-bulan tidak muncul juga. Dan semangat saya selalu terusik, tapi tidak juga bertindak. Bagi yang belum tahu, itulah yang bernama melempem alias mletho.

Bagi Ciliwung, satu orang demi satu orang dibutuhkan sehingga akan menjadi banyak. Orang-orang itu datang untuk alasan yang lebih dari sekadar setia kawan. Mereka menggenggam mimpi bahwa suatu hari Ciliwung yang jorok itu akan berubah menjadi beranda depan bagi setiap orang, sumber keasyikan bagi mereka masing-masing.
Satu minggu demi satu minggu dilewati sehingga menjadi sering. Tindakan terus-terusan ini bakal menjadi kebiasaan, dan kata orang pinter, kebiasaan yang dilakukan oleh banyak orang pada suatu tempat adalah cikal bakal kebudayaan.

Biar saja keadaan Ciliwung sekarang ini menjadi musuh bersama, karena mungkin hanya itulah cara untuk menjaga semangat tetap hot dan tindakan tetap seirama untuk memerdekakan diri bersama-sama. Ciliwung bersih akan menjadi budaya. Budaya yang memerdekakan orang beserta keturunannya dari bencana dan nasib buruk lainnya. Mari merdeka.


Gambar diambil dari sini
Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

5 Komentar:

Moes Jum mengatakan...

Ayoo bagi yang merasa masih muda, ataupun yang merasa berjiwa muda ... tunjukkan merahmu!!! Ayo mulung di Ciliwung, jangan loyo, jangan kendor, hanya karena ini tidak menghasilkan uang (tidak digaji). Jangan cuman bisa bicara ... take action now!!!

itok mengatakan...

anakperi,
tulisan yg asik. enak dibaca, mengalir, menggerakkan bagian2 dalam, menyentil rasa kebangsaan dan nasionalisme, membuat malu ati karena tidak banyak berbuat untuk orang banyak. di hari sakral dimana pemuda-pemudi menjadi garda depan menjaga ibu pertiwi. huahhhh ngeri!

prof. poze (spelling?), indonesianis yg asli orang belanda, ahli 'tan malaka', tadi malam diwawancara. tan mati ditembak tentara kita sendiri. dianggap pembelot dan pemberontak karena cara berpikirnya yg kritis. di setiap kota di seputaran negara2 asia, juga sampai ke moskow, dia menuliskan buah2 pikirannya dalam buku2 cantik. yg walau bacanya berkali2 masih juga belum dong kepala ini.

memang butuh waktu, mungkin tahunan sampai orang mengerti. liat karl marx. bahkan dia dan anak istrinya mati kelaparan. padahal penggagas konsep kapitalisme itu bisa saja tidak memilih jalan itu.

ah aku sok tahu aja nih. tertular semangat sumpah pemuda. tapi muak melihat lagu2 perjuangan dikemas glamour di salah satu tv juga tadi malam. terdengar bersemangat. untuk orang yg perutnya sudah kenyang. seperti juga kami malam ini setelah ayam geprek.

lha bgimana. muak sama diri sendiri. hehe... emang elo tidak pernah apa. semangat!!

Anonim mengatakan...

Sungguh tulisan yang bersemangat dan menggetarkan. Memang benar2 "anakperi". Mungkin tulisan ini datang langsung dari golongan "peri".

TOP buat anakperi. Mulai dari postingan yang mempopulerkan sampah anorganik dengan sebutan anakonda. Postingan kali ini pun begitu fresh dan mengangkat kembali semangat dan tenaga yang kini mulai surut. Mungkin kini tinggal pelaksanaan aksinya saja tak hanya "MERDEKA" di tulisan saja. Mari wujudkan bersama mimpi2 anak muda!!! MERDEKA!!!

Senang bisa baca postingan ini. Sukses untuk kita semua. Tks

Salam,
Ruby

Ejhonski mengatakan...

Tulisan bagus, tapi ngga pernah ke CILIWUNG tuh, kalo bisa jgn hanya nulis tapi turun juga donk...

SEMANGAT PEMUDA boleh...tapi klo ngga pernah aksi, ya percuma...

Kita tunggu besok 31 okt 2009, utnuk mulung...

salam
ejhonski

anakperi mengatakan...

:) maaf, Pak... baru itu yang bisa dilakukan.

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com