Kamis, Januari 13, 2011

Talaga Warna Puncak - Taman Wisata Matahari Cisarua; Tahukah Anda?

Share & Comment
Jarak perjalanan dari Talaga Warna sampai Taman Wisata Matahari (TWM) Cisarua dengan perkiraan kasar sekitar 8,2km (H-1) ditambah 7,6km (H-2) jarak datar. Jarak datar adalah jarak yang dihitung di atas peta. Jarak ini masih belum memperhitungkan jarak yang sebenarnya ditempuh ketika mendaki dan menurun. Jika berdasarkan catatan GPS Komandan Hari Kikuk, perjalanan hari pertama menempuh jarak sekitar 15,9km dan hari kedua menempuh jarak sekitar 22,2km. Jarak berdasarkan GPS ini sudah termasuk meraba-raba mencari jalan memutar menyusur Tjiliwoeng bila bertemu pagar villa atau tebing, pun sudah termasuk jalur tatkala mabal atau salah jalan.

Ketinggian Talaga Warna adalah sekitar 1448 meter di atas permukaan laut (mdpl). Perjalanan menyusur alur air dari Talaga Warna menurun hingga ketinggian 683mdpl di sebelah utara TWM. Hitungannya, penyusuran sudah menuruni ketinggian 765m jarak tegak. Bayangkan kalau kita menuruni tangga, misalnya satu anak tangga berbeda tinggi 30cm dengan anak tangga di atasnya. Ternyata kita sudah menuruni 2550 anak tangga. Wow.. wajar jika betis dan paha serasa menggumpal karenanya.

Pagar tembok beton, jeruji besi atau kawat berduri mudah ditemukan di sepanjang alur Tjiliwoeng. Pagar yang dibangun oleh pemilik villa atau area privat lainnya, agar tidak dilalui oleh orang lain, bisa sampai ke bibir sungai. Wilayah publik bernama sungai ini nyaris mati aksesnya, sehingga penyusuran di tepian Tjiliwoeng menjadi sulit. Sementara arus sungai yang deras tidak memungkinkan penyusuran yang sederhana ini melewati jalan air. Jalan keluarnya adalah berjalan memutar untuk menemukan alur yang sama di sisi hilirnya, implikasinya jarak bertambah panjang dan makin berkeringat.

Sampah sudah ditemukan bahkan sejak di awal penyusuran (Talaga Warna), dan semakin menghilir ternyata semakin parah. Semakin tingginya tingkat ekonomi ternyata tidak juga menjamin perilaku yang semakin berkelas. Sampah plastik, styrofoam dan sebangsanya sangat banyak ditemukan di bibir sungai di tepi perkampungan, dalam kompleks villa dan area privat lainnya.

Sawah baru bisa ditemui setelah penyusuran tiba di daerah Kampung Ciburial, Tugu Selatan, Cisarua. Persawahan tersusun sebagai teras-teras pada lereng lembah yang cukup curam menghadap ke sungai. Untuk mencapai sungai melalui persawahan ini, kita harus menuruni lembah sedalam 30 meteran. Persawahan di daerah ini berupa kompleks-kompleks kecil, yang semakin terdesak oleh pemukiman dan area privat lainnya. Lima tahun ke depan, kompleks persawahan mungkin sudah tidak bisa ditemukan di daerah ini.

Pembibitan tanaman berkayu bisa ditemui di Desa Tugu Selatan. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor mendampingi kelompok tani di desa ini untuk membuat demplot pembibitan tanaman kayu. Nantinya bibit pohon akan ditanamkan di lahan gundul. Sebuah prakarsa mulia untuk menghijaukan kembali daerah hulu sehingga menghindarkan hilir dari banjir dan longsor. Sayangnya, pembangunan dan alih guna lahan di daerah berhawa segar ini juga tak kalah galaknya.

Monyet di Taman Wisata Alam dan Kawasan Hutan Cagar Alam Telaga Warna betulkah masih liar? Cobalah berdiri diam saja, mereka hanya akan memandangi Anda, tapi coba juga membuka tas dan masukkan tangan ke dalam tas, mereka akan segera mendekat. Mereka menunggu sesuatu yang mungkin akan Anda ulurkan untuk mereka. Makanan. Sedemikian miskinkah di hutan itu dengan makanan, hingga mereka mencari nafkah dari pengunjung telaga? Kawan saya malah menduga mereka meniru malasnya orang sekarang. Eh tapi, ngomong-ngomong siapa yang duluan malas ya, orang atau monyet?

Ikan Guppy sampai juga ke hulu Tjiliwoeng di ketinggian 1032mdpl. Ikan ini bukan asli Indonesia. Awalnya, ia adalah ikan hias yang didatangkan dari sekitaran Amerika Latin sana (Brazil, Venezuela, dsb) dengan nama ilmiah Poecilia reticulata Guppy. Mungkin karena ikan mungil ini berekor indah dan murah, untuk mengisi akuarium, maka penyebarannya menjadi sangat cepat di Indonesia. Di alam, Ikan Guppy memijah dalam 30 hari dengan anakan bisa sampai 100 ekor. Beruntung ia bukan jenis ikan galak yang suka makan ikan lainnya, sehingga tidak terlalu menarik perhatian karena menghabisi ikan lokal macam benteur. Di tengah maraknya naturalisasi, ikan ini sudah melakukannya sambil berenang tanpa perlu disibukkan oleh kantor imigrasi.

gambar-gambar:
1. Treking Telaga Warna - Taman Wisata Matahari
2. Bukan jalan umum
3. Sampah buangan villa
4. Persawahan di lereng terjal
5. Demplot pembibitan pohon
6. Monyet Telaga Warna
7. Ikan Guppy (Poecilia reticulata)



Tags: ,

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

4 Komentar:

wahyu nurdiyanto mengatakan...

waktu kecil sering piara ini guppi, ning desoku bangil juga banyak mas di sungai sungai, mulai sungai kecil sampai sungai yang besar

hari the blacket mengatakan...

kang monyet duwe villa po ra yoo? yen sing duwe villa dolore hanoman baru monyet lage' monyet mbangun villa he he he kira kira nama villa nya apa ya? mungkin monkey garden cafe resto banana yoi iyo mungkin

heulang jawa mengatakan...

monyet? jadi inget sama premannya monyet yg mencoba menantang Simbah ... hehehe

Rita mengatakan...

... betis dan paha serasa menggumpal karenanya.

bener banget nih kalimat. merangkak menuju kamar mandi, pas bangun keesokan pagi setelah nyusur hari pertama.

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com