Minggu, Februari 13, 2011

KPC Di Headline Kompas Minggu

Share & Comment


Dimana peran dan posisi KPC dalam pencapain IWRM (Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu)?
Membaca headline di kompas pagi ini sempat membuatku heran beberapa jenak. Kok kerja KPC cepat sekali bisa masuk Kompas Minggu? artikel lengkap klik selanjutnya ... Owh ternyata komunitas ciliwung bukit duri yg dimaksud. Kalau mereka memang pantas lah disebut organisasi yg bercirikan komunitas. Mereka memang tinggal di pinggiran sungai dan benar-benar merasakan dampak banjir atau menghirup nafas bau sungai ciliwung. Saya membandingkan dengan KPC yg isinya khan kebanyakan orang-orang pegiat lingkungan yg rumahnya di kompleks, jauh dari bencana dan hiruk-pikuk banjir ciliwung. Kebanyakan, sembilan puluh lima persen lah kita kan bukan pengguna air (water user) langsung. Iyalah kita menggunakan air untuk kebutuhan sehari-hari, tapi beda khan sama petani yg nafkah hidupnya (livelihood) tergantung atas keberadaan air. Atau pabrik misalnya yg mengambil air sungai dan membuang limbahnya kembali ke sungai. Kelompok seperti KPC ini unik dan kita musti menemukan sendiri peran dan posisi apa yg pas di dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (IWRM).

Yg membuatku tetap semangat ber-KPC karena sekecil apapun itu, kita berusaha untuk membuat berita sendiri. Bukan hanya pembaca, penikmat atau pendistribusi kata-kata semata. Berbagai usaha dilakukan. Dari yg mulai menjijikan (minimal buat ku) seperti mulung sampah plastik diantara pemakai MCK di pagi hari, berbagai acara panggung keria-an dan lomba gambar saat ulang tahun, pembibitan dan penanaman, ngundang pejabat, sampai ke acara jalan nyusur kali. Jelas itu bukan pekerjaan peneliti semata yg hobinya catat-mencatat, bertanya-tanya interview dan FGD, mengambil poto dan gambar-gambar indah, membuat video, koment-koment di pacebuk ato twitter dan ujungnya membuat proposal dikirim ke donor. Wah capek deh. Berbagai kegiatan KPC memang khas datang dari inisiatif anggota komunitas ini.

Mulung sampah misalnya. Memang beneran ada pemulung yg sebagian hidupnya tergantung dari kegiatan memulung. Yg mimpinya memang memiliki alat pengolah sampah plastik atau punya kawasan pemilah sampah. Yg kalau nemu botol atau sendok nyangkut di anakonda bisa membuat senyumnya berkembang lebar. Ada juga orang yg hobinya ngumpulin ikan, keong, bangkong atau mahluk hidup sungai lainnya. Sejumput plastik bening untuk mengumpulkan berbagai jenis biota air, persediaan kalau nemu ekosistem yg berbeda, sudah pasti menyempil di ranselnya. Atau orang yg hobinya ngeker burung melalui teropong Svarosvski yg pasti tidak murah. Sebuah buku tebal, bible burung terselip di ranselnya.

Jalan nyusurin kali misalnya lain lagi ceritanya. Kalau kita bertanya ke petani, tukang sapu penjaga vila, tukang mulung sampah, mereka akan sangat antusias memberi jawaban. Terus aja jalan. 'Aya tah jalanna, terus we mipir'. Walau tidak selalu benar ada jalan setapak di pinggiran sungai, atau mungkin kita tidak tahu aja dimana ada tembok vila yg udah bolong yg bisa dilalui orang kampung penduduk situ. Kalau nanya sama satpam, tukang jualan minuman, atau mereka yg merasa hidupnya sudah jadi orang kota, akan didapat kerutan di dahi. 'Ini dari mana yah', tanyanya penuh curiga.

Mereka sudah lupa keindahan berjalan bebas tanpa batas. Tidak ketinggalan orang yg hobinya mengambil titik koordinat memastikan bahwa kita tidak tersesat. You never get lost! Wong semua titik pijakan di bumi ini punya titik koordinat yg beda kok dan bisa dengan mudah terlihat di layar GPS. Hobi yg mungkin paling banyak peminatnya yah pasti fotografi. Dari mulai kamera dan lensa puluhan juta atau hanya crat-cret kamera poket, yg penting tetap eksis.

Apapun itu, color your world! What is your color?
Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

5 Komentar:

Moes Jum mengatakan...

Oentoeng ini tjoeman gossip soal KPC. Tapi kalo itoe betoel pastinja KPC soeda bisa tjapei itoe toedjoeannja poen. Jang di Boekit Doeri itoe maimang lebih haibat daripada KPC. Lha wong KPC itoe kan tjoeman sekoempoelan orang iseng van Buitenzorg ... hehehe

hari the blacket mengatakan...

he he he eh kalau KPC ada di kompas mentjapei toedjoean bisa kompas yang mentjeitjaer nya ke para pengambil kebijakan he he he he he hehe. IWRM ngampang ceikalie diteuraupken keu mausyaurakat luas

Rita mengatakan...

seorang kawan usul agar berkirim berita ke maria hartiningsih. beliau penulis artikel ciliwung di kompas minggu kemarin itu. kawan itu yakin, ibu maria tertarik mengenal lebih jauh komunitas dan orang-orang seperti om hari the blacket. mau?

sheila mengatakan...

Maria Hartiningsih? MAU, Mba. *nyamber
hehehe. keren juga tuh kalo KPC bisa masuk Kompas.

Rita mengatakan...

ayo kita kuatkan dulu nafas komunitasnya. otherwise kita cuman jadi kumpulan orang iseng beneran. bukan nggak boleh juga iseng. tapi khan iseng serius. bukan iseng selengean, nggak karuan, mbuat keonaran. tapi iseng karena kreativitas yg kita punya nyeleneh, tidak galib dengan kebanyakan pemikiran orang.

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com