Kamis, Maret 24, 2011

Ayo Menggarami Laut Agar Kita Tidak Mengimpor Garam

Share & Comment


Selamat Hari Air Telapak, 22 Maret 2011

‘Ulah bodo-bodo teuing’ begitu balasan sebuah sms atas ajakan mulung Ciliwung yg diterima Komandan KPC usai mengirim bom mulung sms. Baca: jangan lah begitu bodohnya, maksudnya merujuk ke kegiatan mulung sampah plastik setiap Sabtu yg diadakan KPC. Layaknya menaburkan garam di laut, begitu nada pesimis banyak orang. Sungai tidak akan menjadi bersih karena KPC mulung setiap Sabtu. Siapa juga yg peduli atas sekelompok orang yg repot-repot ngumpulin sampah di sungai.


Indonesia sebagai sebuah negara maritim sekaligus pengimpor garam untuk kebutuhan dalam negerinya. Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia dengan panjang mencapai lebih dari 95.181 kilometer (km). ''Data yang ada dan berdasarkan hasil pemantauan satelit, pulau Indonesia total sebanyak 17.480 pulau, sedangkan yang telah didaftarkan hingga tahun 2007 baru 4.981 pulau. Dan pemerintah dengan bangganya mengumumkan kalau kita akan mengimpor garam.

Belum ada mekanisme bagaimana agar sungai bersih. Kalau konsep dan paper work mah numpuk tuh di banyak kantor konsultan dan lsm plat merah atau hijau sekalipun. Tapi siapa yg berusaha menjadi pelopor agar konsep itu beroperasi di lapang. Tidak ada resep cespleng agar sungai menjadi bersih. Kalau memang ada, sudah dipake pemerintah dari awal pemerintahan ini berjalan. Mereka itu sekumpulan orang putus asa. Presiden saja tidak bisa menghentikan tumpukan sampah yg terus menggunung di sungai.
Ajak kelas menengah untuk melirik sampah di Ciliwung. Buat mereka tertarik dan memberi perhatian. Mereka pasti jijik kalau disuruh ikutan. Tapi harus diakui kelas mengenah punya potensi untuk menjadi trend setter dan pendorong terjadinya perubahan. Para politisi mungkin tidak peduli apakah sungai bersih atau masyarakat sejahtera, karena memang bukan itu interestnya.

Selagi kita masih mengimpor garam, biarlah kita terus menggarami laut dengan kegiatan mulung Ciliwung. Kita sedang membantu masing-masing diri kita menumbuhkan kesadaran, memahami, mengerti, merasakan betapa joroknya sungai ini, betapa buruknya kelakuan kita yg terus menerus menghidupi para kapital pemilik modal dengan asik masuk minum air dalam kemasan. Dan alih-alih membiarkan petani hulu terus mendorong mereka untuk membuka lahan dan mengubah fungsi lahan menjadi lahan pertanian karena memang kebutuhan hidup yg terus naik.

Teruslah memikirkan bagaimana kelompok-kelompok masyarakat yg berbeda ini bisa menemukan cara agar bisa ‘masuk’ ke Ciliwung dengan interestnya masing-masing.
Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

3 Komentar:

Moes Jum mengatakan...

Sepokat Bu ... sepokat sekali. Mari menuangkan garam di laut. Biar aja dibilang gila ... hehehe

hari the blacket mengatakan...

ayooooo kita garami laut bu biar makin asin, bukan kayak mie kuwah yang kebayak garem kan pengen kawin he ehheeee kacian yang masak, masakan nya kebyakan garem dehhhhhh bu itok yang nyicipi he heheheh

Anonim mengatakan...

Melakukan hal kecil dengan harapan akan muncul semangat yg besar untuk menjaga kelestarian Ciliwung, BUKAN hal yg BODOH dan TIDAK sama sekali BODOH. Dimulai dari diri sendiri, itulah yg mungkin hinggap di pikiran para laskar karung. CIAYOU, KPC!! TETAP SEMANGAT!! ^_^v

-Indri-

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com