Jumat, Desember 16, 2011

Reformasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air, Pengantar Kuliah Hidrologi

Share & Comment

Catatan Training Hidrologi Jogjakarta #1. 16 Desember 2011.

Catatan Training Hidrologi Jogjakarta #1. 16 Desember 2011.
Saya terlambat lima menit, begitu telpon Pak Agus Maryono pagi tadi. Kami ber-5 sudah siap mengikuti training hidrologi di Kampus MM Magister Sains Teknik UGM. Doni dari Medan, Febri dari Lampung, Jeanito dari Palangkaraya, Rita dan Rubi dari Bogor. Prigi dari Surabaya menyusul kemudian.


Saya sangat senang dan surprise dengan kelas pagi ini. Baru pertama ada sekelompok LSM yg serius mau belajar hidrologi. Umumnya orang datang dalam kelompok besar. Lebih terperangah lagi setelah dalam perkenalan setiap dari kita menceritakan latar belakang dan ketertarikannya.

Kuliah pagi ini adalah pengantar hidrologi. Tentu saja tidak diajarin apa yg dimaksud hidrologi secara detil. Karena memang janjiannya kita sudah baca buku-buku yg dijadikan referensi sebelum datang ke training ini. Setidaknya ada 5 buku. Yaitu:

1. Eko-hidraulik. Pengelolaan sungai ramah lingkungan. Menanggulangi banjir dan kerusakan lingkungan wilayah sungai.
2. Restorasi sungai.
3. Menangani banjir, kekeringan dan lingkungan.
4. Rekayasa fishway (tangga ikan). Applied eco-hydraulic.
5. Memanen air hujan
6. Sempadan sungai

Ini bocorannya. Ada 14 poin yg menjadi usulan reformasi pengelolaan sumberdaya air di Indonesia. Salah satunya, betapa perlunya Pemda Kabupaten/Kota untuk membuat Perda Sungai. Walau sudah banyak kebijakan yg dibuat, tapi selama tidak ada Perda maka tidak ada pengaruh besar. Perda lah yg bisa mengenakan sangsi, sedangkan kebijakan di atasnya hanya bersifat menghimbau. Kalaupun pembongkaran dilakukan untuk bangunan yg di bantaran sungai, tapi si pemilik tidak bisa dikenai sangsi. Buku akan segera naik cetak. Kami mendapat kesempatan emas untuk membaca draft final tuh buku. Tidak sempat semua dibahas karena ada banyak pertanyaan.

Kami semua sangat bergairah mengajukan pertanyaan yg kami hadapi saat berusaha mengubah pengelolaan air di sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) di tempat kami tinggal. Rubi tertarik dengan pemanenan air hujan. Itu bisa menggantikan tugas PDAM untuk penyediaan air bersih, katanya. Febri mau mendalami soal penambang pasir yg marak di Way Seputih Lampung. Jean akan fokus ke tata kelola air di perkebunan sawit dan kawasan lahan basah gambut. Sedang Rubi tertarik mendalami eksitu jenis ikan-ikan lokal sungai di Ciliwung dan banyak sungai lainnya. Bedanya dengan Prigi yg fokus dengan konservasi insitu biota sungai Brantas.

Tikungan luar dan tikungan dalam. Ini adalah dua jenis lenggokan sungai jenis meandering. Desain pucuk bambu pernah diterapkan di Aceh dan berhasil menyembuhkan sungai di sana. Nanti desainnya saya kasih, kata tuh Bapak. Saya akan siapkan dan simpan dalam satu folder. Ada daftar kebijakan seputaran air yg sudah saya susun. Ihh orang sesibuk ini masih sempat yah nulis buku dan ngumpulin kerjaan detil seperti ini. Atau memang orang semakin sibuk, maka semakin pintar dia mengatur waktu. Pak, punya daftar erosi sungai dimana aja dan kemungkinan jembatan roboh nggak?

Apakah kebutuhan air harian sebuah keluarga beranggotakan 5 orang bisa dipenuhi dari menampung air hujan? Jawabnya ya bisa. Begini itungannya. Warning, jangan keder duluan dengan rumus. Nih Bapak punya cara ampuh membahasakan bahasa rumus menjadi hal yg aplikasi keseharian.

V = α X β X A X I
V = Q X t
= α X β X A X I X t

Keterangan:
α = kooefisien run off. Dalam hitungan ini kita pakai angka 0.9
β = distribusi hujan. Di Bogor yg biasanya hujan tidak merata, angkanya bisa 0.3. dalam hitungan ini kita memakai angka 1.
A = luas. Umpama luas genteng rumah 10 x 10 = 100 m2
I = Intensitas rata-rata hujan. Minta aja ke PU. 20mm/jam. 0,02m/jam
t = waktu. Umpama 2 jam.
V = 0,9 X 1 X 100m2 X 0,02m/jam X 2jam = 3.6m3

Umpama dalam satu minggu terjadi 2 kali hujan. 2 X 3.6m3 = 7.2m3 air hujan yg bisa ditampung dalam kurun waktu satu minggu. Sedangkan rata-rata pemakaian air adalah 150 liter/hari/orang. Jika dalam satu keluarga terdapat 5 orang anggota, maka 150l/hari/org X 5 org X 7 hari = 5250 liter = 5,250 m3/minggu. Cukup tuh untuk menggantikan peran PDAM sebagai penyedia air bersih.

Dua kali 50 menit pertama training ini berasa terlalu cepat. Segerombol mahasiswa sudah menunggu di luar kelas. Besok giliran topik fishway. Eksplorasi mandiri akan kami lakukan sesiangan dan sore ini untuk persiapan besok.
Tags: ,

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

1 Komentar:

si beunteur mengatakan...

wiihh akan ada kuliah fishway? Jangan2 ini penting buat kehidupan ikan di sungai ... asih semoga ada manfaatnya

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com