Selasa, Oktober 03, 2017

Buang Sampah Kain ke Mana?

Share & Comment
Penulis: Suparno Jumar 
Sampah Kain Bekas Korden di Ciliwung
Setiap memulung sampah di Ciliwung, kami selalu menemui sampah berupa kain atau pakain bekas. Atau bekas perlengkapan rumah tangga. Misalnya kain korden, handuk, keset, karpet, kasur gulung, tas. Sampah-sampah ini, kami jumpai di daratan dengan tersangkut batu, pohon dan tertimbun pasir atau tanah. Sementara di dalam air, sampah-sampah ini tersangkut di celah batu.
Sampah Karpet Bekas di Ciliwung
Sampah Karpet Bekas di Ciliwung
Dalam beberapa kali menyusuri Ciliwung. Kami banyak menjumpai sampah-sampah ini diantara sampah rumah tangga lainnya. Bahkan masih dalam bungkusan kantong plastik. Jelas. Kantong plastik berisi pakaian bekas ini memang sengaja dibuang oleh pemiliknya. Dapat kita bayangkan, setiap orang pasti punya pakaian atasan berupa baju, kaos dan pakaian dalam. Pun dengan bawahan. Celana panjang, rok dan dalaman juga. 
Bra Bekas di sekitar Delta Pulo Geulis
Bra Bekas di sekitar Delta Pulo Geulis
Pakaian bagian atas, berupa baju seragam dengan dalaman. Untuk sekolah, kuliah, kerja. Jumlahnya berapa pasang. Kaos harian. Jumlahnya juga tidak sedikit. Apalagi? Stelan jas, baju tidur, kain sarung. Dari sejak bayi, kita sudah langsung bersentuhan dengan kain. Bagi kebanyakan kita, yang sedang menyambut kelahiran buah hati, persiapan baju untuk buah hati dipersiapakan jauh-jauh hari. Proses ini terus berlangsung.
Kain bekas tersangkut batu
Kain bekas tersangkut batu

Seringnya kami jumpa benda-benda ini, saya jadi bertanya.
Kemana baju-baju bekas kita?
Berapa banyak jumlahnya?
Sebaiknya, setelah barang-barang tak layak pakai kembali, sebaiknya dibuang atau dibawa kemana?
Mungkin konyol. Kami di rumah, untuk barang bekas yang berupa kaos, celana panjang, handuk dan lainnya, kami buat keset. Setelah betul-betul tidak bisa dipakai, kami buang ke TPS di lingkungan kami. 
Sejenak, sambil menulis. Aku berselancar. Mungkin saja aku akan menemukan informasinya. Hhhmmm... Kopi sudah dua gelas tuntas. Info yang dicari masih belum ketemu. 
Mungkinkah info itu tertimbun bersama sampah kain?
Bagaimana dengan sampah yang bersifat sangat pribadi? Seperti bra dan pakaian dalam lainnya.
Aahhh... Ada-ada saja. Tapi ini bener adanya, kan? 
Sambil mencari infomasi, kuseduh kopi hitam ketiga ditemani alunan Rod Stewart bersama hujan malam.

Bogor, 1 Oktober 2017

Tags: , ,

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

0 Komentar:

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com