Kamis, Januari 13, 2011

Laporan Perjalanan Susur Ciliwung 8 Jan 2011

Share & Comment
Catatan Sudirman Asun [Jakarta GLUE]



Karena gak ada teman perjalanan dari Jakarta, saya memutuskan berangkat sendiri dengan kereta malam, dan menginap di kantor Telapak mengingat kegiatan susur Ciliwung dimulai dari pagi sekali yaitu Sabtu berangkat jam 5 pagi. Perjalanan saya mulai Jumat malam dari Jakarta dengan Kereta Api Stasiun Kota- Bogor yang berangkat jam 9 Malam.

Sampai di Stasiun Bogor jam 10 malam, saya langsung dipandu Mas Hari Kikuk melalui telepon menuju kantor Telapak di Baranangsiang. Jam 4 pagi bangun, beres2 tunggu rombongan lengkap berjumlah 15 peserta terdiri dari teman2 Komunitas Peduli Ciliwung Bogor, Telapak, Kantor Berita Kotahujan.com, pengamat Burung Indonesia , jam 5:45 rombongan langsung meluncur ke Cagar Alam Telaga Warna Puncak Pass.

Perjalanan menuju Puncak lancar memakan waktu 1 jam sampai di Telaga Warna. Setelah mengumpulkan informasi dari petugas Telaga Warna dan pengamatan, pengambiran gambar. Cagar Alam Telaga Warna cukup bagus kondisi hutannya, dan mata air cukup banyak membentuk satu aliran kecil yang makin membesar. Penelusuran dipinpin oleh Mas Hapsoro Telapak dan Mas Hari Kikuk dibantu dengan alat GPS, mengingat aliran air sering buntu untuk dilalui karena sulitnya medan atau ketutupan rumah penduduk serta pagar beton Villa.

1 Km dari mata air Telaga Warna, aliran air masih melewati kebun teh hijau sebelah kiri dan hutan sebelah kanan, lepas dari itu, kita mulai temui pemukiman penduduk dan ladang sayur. Makin bergerak ke hilir makin banyak kita temui pemukiman padat penduduk layaknya kota Jakarta dengan gang2 sempit, di aliran melewati pemukiman sungai Ciliwung makin kami sering temui sampah rumah tangga berupa kantongan plastik, kemasan makanan STYROFOAM, bungkus plastik kemasan mie instan dan kemasan sabun. Perjalanan makin sulit ketika kami terbentur oleh tembok pagar Villa2 warga Jakarta, serta aliran yang tiba2 hilang ketutupan bagunan rumah penduduk, untuk lahan2 kosong bantaran sungai sekitar kampung banyak kami temui digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Hal ini bukan hanya dilakukan oleh penduduk setempat, tetapi juga oleh pemilik Villa mewah dan mereka sempat melarang kami mengambil gambar tumpukan sampah di bantaran sungai yg mereka pakai sebagai tempat pembuangan sampah. Mereka kaget kenapa kami bisa tiba2 muncul di area privasi mereka yg tertutup rapat oleh pagar beton. Hal ini sangat membuat kita miris, ternyata tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi tidak berbanding lurus dengan kesadaran lingkungan yg bersih dan sehat, hal ini tercermin dari pengelola villa yg saya yakin memiliki pendidikan dan tingkat ekonomi yg cukup mapan.

Perjalanan juga sambil dilakukan pengambilan sampel ikan dan biota sungai, juga pengamatan burung oleh teman dari Burung Indonesia dengan panduan buku dan teropong. Jam 1 siang kami keluar dari jalur sungai menuju jalanan puncak Cisarua untuk makan siang. Setelah selesai makan siang Team lgsg melanjutkan penelusuran lagi dari Desa Tugu Utara, dari sini aliran dikelilingi oleh pematang sawah, disini aliran cukup bersih dan jernih airnya disebabkan sekitar aliran adalah sawah bukan pemukiman , jadinya kami sempat berhenti istirahat menikmati sungai indah, sejuk dan bermain air dan mengambil kembali sampel ikan di titik kedua ini (Ciburial). Perjalanan berakhir jam 4 sore di daerah Cibeureum dan kembali ke kota Bogor.

Dari perjalanan ini, kami sayangkan banyaknya pembangunan Villa oleh warga Jakarta dan padatnya bangunan pemukiman penduduk di puncak (+/- 50 %hampir mengambil lahan hijau di daerah puncak) yang jelas merusak aliran sungai apalagi ketika diikuti dengan menjadikan bantaran sungai sebagai tempat sampah, kurangnya daerah hijau ini mengakibatkan gampangnya pengikisan lapisan tanah terbawa oleh hujan dan mengakibatkan pendangkalan sungai. Belum lagi pembangunan yg melanggar IMB dengan membuat bangunan di bantaran dan badan sungai.

Untuk penelusuran gambar silakan kunjungi laman Tjiliwoeng Dreams dan BIOTIFUL Sungai Jakartaku di facebook.
Tags: , ,

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

2 Komentar:

hari the blacket mengatakan...

bang dirman sapean iku emang top buanget pantese sampean di jadikan panglima tjiliwoeng kanggo mimpin kanca konco mu neng jakarta Glue untuk mewujutkan tjiliwoeng itu bersih indah dan nyaman. ojo lali lo bang jenderal dirman soesoer tjiliwoeng masih panjang mau ikutan lagi gak he he he he he.

Sudirman Asun mengatakan...

Thanks untuk terbitan laporan sya di blog Tjiliwoeng Dreams ya..

Kita tunggu untuk acara Telapak dan KPC Bogor selanjutnya, sukses ya .

Salam hijau dan lestari.

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com