Senin, Juli 24, 2017

Mudahnya Bertemu Sampah di Ekspedisi Hulu Sungai Ciliwung

Share & Comment
Dokumentasi pribadi
Ciliwung di Sukasari - Dokumenasi Pribadi
(Oleh: Suparno Jumar)
Menyusuri Sungai Ciliwung bagi saya adalah hal baru dan menarik. Dengan ini saya dapat merekam bersama-sama dengan tim yang akan ikut. Karena dari sana, saya dapat mendapatkan pengalamam yang belum pernah dapatkan selama ini. Oh ya, selama ini, sejak bulan November 2016, saya ikut kegiatan relawan Komunitas Peduli Ciliwung. Selama kurun waktu itu, saya ikut memulung sampah dari dalam dan sekitar sungai. Mulai dari titik nol kilometer di Kelurahan Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor. Bendung Katulampa, Pulo Geulis, Jembatan Jalak Harupat, Jembatan Lebak Kantin dan Tanah Sareal di Kota Bogor.
Sabar. Saya akan ceritakan pengalaman saya ikut menyusuri Sungai Ciliwung bersama 8 orang. Termasuk saya.
Meeting point yang disepakati adalah di salah satu gerai roti yang cukup dikenal. Namun, rupanya gerai ini di sekitar Sukasari ada dua. Sementara, pemandu ekspedisi ini, Kang Entis menunggu di tempat yang bukan kami maksud. Jiahhh... Akhirnya kami dengan sukaria di Sukasari jalan ke tempat yang dimaksud Kang Entis.
Perjalanan kami sekitar 10 menit sampai. Waktu itu sudah jam 08.46. Tak membuang waktu, tim bersepakat langsung bergerak. Waktu berjalan kaki diisi dengan bercanda dan informasi mengenai rute yang akan dilewati. Tim yang berjumlah 8 orang melewati jalan depan kantor Kelurahan Sukasari, permukiman cukup padat penduduk. Tak berselang lama kami tiba di sungai. Waktu menunjukan jam 09.00.
Jleb... Perasaan takjub dan sedih campur aduk. Kami dihadapkan pada suatu kenyataan yang jauh dari harapan yang selama ini kami perjuangkan. Saya sempat 'baper'. Sampah berlimpah dan mudah dijumpai. Tak jauh dari titik awal ekspedisi, kami menjumpai sekitar 12 keramba sungai. Dari jumlah itu yang masih ada ikannya hanya dua buah saja. Sisanya berisi pasir dan sebagian sampah. Bahkan satu di antaranya menjadi tempat membakar sampah.
Jujur, lansekap Sungai Ciliwung di Sukasari, Sukamulya dan Pulo Geulis sangat indah. Keindahannya dilihat dari sisi pemukiman yang tampak bersusun. Batu-batu besar yang kokoh di tengah sungai. Cekungan batuan alam yang nampak menyempit, tetesan air dan sebagiannya menyerupai air terjun mini. Yang tak kalah humanis, ketika kita bisa berjumpa dengan beberapa warga yang mencuci pakaian.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Namun sayang. Itu semua seolah tertutup oleh persoalan sampah yang masih terus menutupi kemolekannya. Sampah rumah tangga beraneka. Plastik, bekas pakain, sepatu, selimut, kayu, triplek bahkan kasur juga ada. Kotoran manusia, yang dialirkan pipa dari WC ke sungai ada juga. Limbah medis sangat sering dijumpa juga.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Tanpa mengecilkan semangat dan peran beberapa pihak, sangat mustahil bila mimpi Ciliwung bersih dari sampah rumah tangga dan limbah. Harus ada semangat dan tindakan nyata bersama.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Akankah mimpi kita hanya tinggal mimpi? Entalah. Hanya keyakinan dan semangat tanpa batas yang kelak akan menjawabnya.
Bogor, 15 Juli 2017
Tags: , , ,

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

0 Komentar:

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com