Selasa, April 21, 2009

Pulo Geulis Kebanjiraaan,,,

Share & Comment
Kebanjiraaan ??? Setelah sekian lamanya akhir hari itu datang juga,,, sungguh tak diduga sebelumnya. Kali ini banjir yang di alami Mbah Tjiliwoeng bukan seperti yang sering terjadi di Jakarta. Namun, Minggu 19/04 2009 Pulo Geulis "dibanjiri" Tim Riset. Senang sekali rasanya, jadi semangat nyemplung di air.

Hari ini Tim Riset bertambah anggotanya, dari minggu kemarin. Berkat Wildan (Ketua HIMASPER) yang berhasil mengajak anggotanya untuk melakukan pengamatan Kualitas Air di Pulo Geulis. 10 orang dari Tim Riset (Aan, Rubi, Romi, Firin, Upil LAWALATA, Wildan dan 5 anggota HIMASPER) seperti biasa kumpul di depan BNI IPB Darmaga. Setelah dihitung-hitung, Tim memutuskan untuk menyewa Angkot 03.

"Dah siap nas? kita mau berangkat neh" isi sms dari Rubi. "Ok, Tapi aku nunggu di Lampu Merah Bubulak aja ya?" balasku.
Sekian lama menunggu akhirnya HPku berbunyi "Nas lo dimana? kita dah di Lampu Merah Bubulak neh". "Dibawah tulisan CIFOR Bos" Jawabku. "Wah kayaknya, lo salah deh Nas, itu Lampu Merah Laladon, kita tunggu di Lampu Merah Bubulak ya? Lo cepetan naik angkot 32" Lanjut Aan. "Ok Bos, Segera. Maaf salah tempat:) hehehehe" Malu aku. Tanpa berpikir panjang, aku langsung naik angkot 32. Tak lama angkot berjalan, terlihat Aan, rubi dan Firin yang berdiri di samping Angkot 03, "kiri pak" kataku pada supir seraya bergerak turun.
"Oalah dasar orang Kubu, ngrepotin aja. Katanya nunggu di Bubulak, kok malah nunggu di Laladon" Ejek Firin dibarengi tawa dari teman-teman yang lain. "Sory bos, aku kira Lampu merah yang sana itu Bubulak, :) hehehe" Elakku. Kamipun langsung naik angkot 03 menuju sungai. Selama perjalanan kami bercanda ria. Hari ini aku yang jadi bahan ejekan si Firin. Ngak papalah Rin, Yang penting semuanya bisa ketawa di sempit dan panasnya Angkot 03.

Sampai di tempat tujuan, Tim langsung menuju lokasi pengamatan. Tak disangka, di sungai telah menunggu Keluarga Muslich dan Mas Bowie LATIN yang duduk2 di bebatuan. Menurut Suami Widi, Guru Besar Bowie menunggu sejak jam 7 pagi. Ampuuun "Suhu" bukannya kurang ajar, tapi kami memang telat :) wkwkwkwk.

Sekitar pukul 8 an, Koordinator Riset, Muslich, langsung merapatkan pasukannya untuk memberikan arahan. Dari briefing diputuskan untuk membagi Tim menjadi 3 yaitu; Tim 1 di pimpin Aan melakukan pengamatan kualitas air di Titik 1 dan 2 (kiri sungai), Tim 2 dipimpin Rubi melakukan pengamatan kualitas air di Titik 3 dan 4 (kanan sungai), dan Tim 3 dipimpin Firin melakukan wawancara sosial dan budaya masyarakat di Kampung Pulo Geulis.

4 jam berlalu tak terasa pengamatan Tim 1 selesai. Kamipun menuju "Jembatan Pemuda" berharap Tim yang lain sudah berada di sana. Sesampainya di tempat yang telah disepakati, kami melihat Tim 2 belum selesai mengkur Arus di titik yang lokasinya dibawah kami berdiri. Arus di titik 3 ini memang besar, jadi wajar saja mereka lama, pikirku. Tim 1 pun turun ke sungai untuk membantu Tim 2. "Disini tinggal Bioindikatornya doank, tapi Titik 4 belum. Bantu ya" kata muslih. "Ya udah kita keroyok aja, biar cepet kelar", Aan meng"iya"kan.
Menyingkat waktu, setelah selesai di Titik 3, Kamipun beranjak menuju Titik terakhir. Perjalanan menuju lokasi kami bertemu dengan Tim yang melakukan wawancara. Widi menyarankan untuk singgah dahulu di Vihara yang ada di tengah Kampung. Penasaran, kamipun sepakat untuk menerima tawaran itu.

Vihara yang menyimpan sejarah Kampung Geulis ini bersih terawat. Didalamnya terdapat banyak patung2 khas budaya Cina. Aroma dupa menyengat hidung ketika memasuki ruangan. Di sebelah kiri, ada rak buku yang berisi buku2 tentang budaya seperti ajaran hidup, pengobatan, mantra2 dll. Di belakang ada sebuah makam. Yang tak kalah menariknya, ada sebuah batu besar yang ditutup kain putih. Konon, menurut "kuncen" Vihara, jika ada yang bisa merangkul batu tersebut akan mudah mendapatkan Jodoh (Yang pengen cepet nikah,,, datang aja Bos, siapa tahu beruntung:) hehehe).

Samping kanan ada sebuah patung Macan dan di bawahnya ada patung kura-kura. Masyarakat percaya bahwa Pulo Geulis tidak akan tenggelam karena Patung tersebut menjaga Kampung ini. Kami pun berfoto-foto untuk mengakhiri kunjungan ini.

Dari Vihara kamipun bergerak menuju sungai untuk menuntaskan pekerjaan. Karena "dikeroyok" pengamatan di Titik 5 ini pun berakhir dengan cepat. Piuuuh selesai juga pengamatan di Pulo Geulis ini. Seperti biasa Riset diakhiri dengan evaluasi yang dipandu oleh Koordinator Tim Riset Tjiliwoeng.

Terimakasih teman-teman yang tergabung dalam Tim Riset atas kerjasamanya. Ditempat lain Laskar Karung juga membanjiri sungai Ciliwung. Smoga minggu-minggu mendatang sungai Ciliwung selalu di banjiri oleh orang-orang yang ingin mewujudkan mimpi-mimpi Mbah Tjiliwoeng.

(Tim Riset Tjiliwoeng)
Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

8 Komentar:

Berang mengatakan...

Mantap sekali kejutannya... kirain banjir beneran...

Semoga ciliwung selalu banjir banjir (banjir manusia yang peduli ciliwung maksudne..:)

indig3nous mengatakan...

nas lo salah terus nulis nama GW
RUBY tau

Anonim mengatakan...

Kapan hasil risetnya bisa dishare & dimuat dalam website?

salam'

aradinsyarif mengatakan...

Tenang bos ini dalam proses, kan baru 1 tempat. kalo di bahas ya kurang bisa mengambarkan sungai ciliwung di Kota Bogor. Btw mau gabung ikutan TIM ini ngak?

Moes Jum mengatakan...

Wah hebiaaattt ... itoe Mbah Bowie ternjata soeda bisah ikoet njemploeng djoega. Saloet ... saloet sama temen2 team rijset tjiliwoeng!!!

Anonim mengatakan...

kira kira tim riset bisa ngeriset juga gak ya? hasil pungutan sampah tjiliwoeng. hee he he

top banget, la iyo, lawong koncoe okeh mbah? pripun toh mbah, riset iku delok delok lan gelok'i sing iso di kanggo perbandingan karo jaman biyen. jarene jaman biyen bayu ne apick lan bening mbah, lah saiki bayu ne buuueotek tenan orah kerawat koyok jaman biyen. iicn jorok tennan yo kaline. he he he kikuk kikuk he kikuk

aradinsyarif mengatakan...

mas kikuk,,,ngagem bahasa indonesia mawon. mengke ndak sing liyane bingung. luwih2 ndak dianggep lagi maen wayang:)wkwkwkwkwk

Anonim mengatakan...

pak annas,,, iki mimbar bebas sakarepe asal orah kebablasan mawon mengke dek mbingungi liyane. lawong riset aku orah ngerti yo iyo lah biar basa jowo yang penting ngerteni lan ngarti tor ajib tenan.( biar bahasa jawa yang penting bisa di mengerti dan gerti biar tambah mantap sekali )

kresek-kresek suara buaya tim riset buanyak sekali eiu sip mantap kikuk mantap kikuk em kikuk ngitu loh

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com