Sabtu, April 24, 2010

Cara Yang Lebih Cerdas

Share & Comment

(baca lebih malas ala Fred Gratzon)

Suer. Malas sekali mau ikut mulung pagi ini. Mandi udah, milih baju siap kotor udah, sarapan udah, koran pagi kelar dibaca. Cuman tinggal berangkat aja. Bukan, bukan karena aku tidak mendukung sungai bersih. Berbagi mimpi dengan banyak orang yg mengidamkan air sungai ciliwung kembali bening; para pemancing bisa memuaskan hobi mendapat ikan-ikan besar; tidak ada sampah plastik mengambang tertahan batu; aku juga mau itu

Bener aja. Panas pagi ini terik menyengat. Keringat besar dan kecil mengucur di pelipis. Turun dari Angkot 08 di Air Mancur. Ada gang kecil setelah ruko martabak Air Mancur. Terus turun menyusuri gang kecil. Lebih lebar dan lebih terang karena ada jarak diantara setiap rumah, dibanding gang di Pulo Geulis. Aku ingat melewati gang dan Jembatan Lebak Pilar ini karena ada beberapa teman berumah di Sempur pinggiran Ciliwung. Yg tidak kutahu adalah Bendungan Cibagoloh. Disebelah mana didaerah Sempur ada sebuah bendungan? Apa pula fungsi bendungan di kawasan urban seperti ini. Masak irigasi sih.

‘Ari bendungan palih mana Neng’, tanyaku pada 3 orang gadis yg sedang bermain beberapa meter sebelum jembatan. (kalau bendungan ada di sebelah mana?). ‘Nggak tahu’ jawab seorang gadis kecil yg manis, sambil berlalu membiarkanku bingung sendiri. Aku terdiam, rasanya akrab dengan jawaban acuh seperti itu. Dari pengalaman mulung selama ini, di beberapa tempat sepanjang aliran sungai ini, entah perempuan, laki-laki, dewasa, anak-anak, kerap mengeluarkan nada respon seperti itu. Padahal aliran air sungai terletak beberapa meter saja dari rumah mereka tinggal.

Aku memilih gang kecil yg sepertinya tidak sering dilewati orang. Ada rumah tua yg lama tidak ditempati orang, kemudian sebuah kebun rumput tidak terurus di sebelahnya. Kuikuti selokan kecil buangan limbah rumah tangga yg terus menurun. Sampai akhirnya kulihat aliran sungai Ciliwung tepat di depanku.
Ada banyak kehidupan di sana. Beberapa orang laki-laki melakukan kegiatan pembersihan rumput di sekitar pancuran mata air. Beberapa orang sedang asik mancing. Beberapa meter dari pancuran, ada batu terjal curam aliran air sungai. Tadinya kupikir itulah bendungan yg kucari. Waktu aku menoleh ke sebelah kanan, barulah kusadari bahwa bendungan Cibagoloh terletak hanya beberapa meter saja ke arah hilir Jembatan Lebak Pilar.

‘Justru orang-orang malaslah yang bisa memecahkan masalah sulit yang dihadapi manusia dalam hidupnya’

Mungkin harus dibuat cara lain yg lebih cerdas agar orang-orang pinggiran sungai ini aware tentang kondisi sungainya. Mungkin ada baiknya menggunakan gaya berpikir ala Fred Gratzon. ‘Justru orang-orang malaslah yang bisa memecahkan masalah sulit yang dihadapi manusia dalam hidupnya’. Om Ales bilang, aku akan buat konser tunggal seperti Abah Iwan di ketinggian puncak Jayawijaya sana. Langsung nongkrong di pinggir sungai dengan petikan gitarku. Kikuk saran lain lagi buatku yg membandingkan antara mulung kotor-kotoran dengan membaca buku, ‘bawa aja bukunya dan nongkrong di pinggiran sungai’. Apapun, aku tidak menentang acara mulung dan bersih sungai. Hanya memikirkan cara lain yg ‘lebih malas’. He…

gambar di atas diunduh dari laman ini


Rita Mustikasari, 24 April 2010
Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

5 Komentar:

Abang-Nya mengatakan...

Hehehe, Bang Fred mang paling tauuuuu aja.

Makasih Rita tuk beri pencerahan kalo jadi orang pemalas biasanya jauuuuuuh lebeh cerdas. Hayo konco2, siapa nyang mau ikutan masuk ke grup pemalas tuk mulung, daftar aja ke website di atas (aka www.gueaje.com).

Peace ah, jangan marah ya hehehe

Si Pualing Nguateng mengatakan...

Keren juga bacaanya, .... Sip dah

itok mengatakan...

bab 12. rahasia pemalas menangkap ilham-ilham jenius. kita harus belajar mengenali dan mengandalkan intuisi kita - yaitu tahap pemikiran dan perasaan yg paling tinggi.

nah si intuisi ini nongol dalam kondisi hening. banyak penemuan ide terjadi saat kita berbaring, lahir dari kediaman, dari keadaan berhenti, dari periode inkubasi masalah. sebelum akhirnya AHA! atau seperti Archimedes berseru EUREKA!

semoga ketidakhadiran teman2 KPC mulung setiap sabtu karena sedang dorman, mengasah intuisinya. He...

Anonim mengatakan...

ide pemalas biasa nya hanya di dapat ketika si pemals lagi bengong, kalau ide nya di dapat dari kemalasan jagan2 idenya hanya berlaku bagi orang lain. wah bahaya kalau para pejabat indonesia berpikirnya di dapat dengan keadaan lagi malas2, mau di apakan negara nya he he he he yaa wajar lah bang lawong yang mo di punggut sampah coba kalau yang mau di raup itu duit pastinya makin semangka lagi di raup nya biar kayak bulat nya bumi.

agungpsiko mengatakan...

semoga malas itu faktor bawaan lingkungan dan budaya, bukan bawaan genetik, apalagi yang namanya malas pikir..tentu rekayasa genetik lebih sulit dilakukan..dan berlawanan dengan etika moral..

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com