Kegiatan Susur Sungai kembali dilanjutkan sesuai dengan yang telah diagendakan sebulan sekali oleh teman-teman Komunitas Peduli Ciliwung.
Susur yang terbuka untuk umum ini, dimulai dari titik terakhir Ciliwung daerah Cilebut, dan kali ini mendapat dukungan dari teman-teman dari Universitas Indonesia (Andi Alaika, Cici Baedirini, Lely Ameria, Fira Yunita) yang tergabung dalam pengiat lingkungan Yayasan Lantan Bentala, dan Vega Probo dari Majalah TRAVELER.
Pemandangan indah Ciliwung yang mengagumkan terasa benar kita nikmati, terutama oleh teman-teman lain yang baru pertama kali mengikuti susur Ciliwung, mereka tidak menyangka Ciliwung terlihat sangat mempesona, tidak sesuai dengan gambaran bayangan mereka seperti yang mereka baca dan mereka dengar tentang Ciiliwung selama ini.
Walaupun dimana-mana masih menemukan ceceran sampah Styrofoam dan sampah kantongan plastik di badan sungai, dan beberapa gunung sampah, daerah Ciliwung mulai dari Cilebut sampai Bojong Gede, Daearah Sempadan Sungai terlihat cukup asri dengan landscape hutan bambu dan ladang penduduk.
Berbagai jenis bambu kita temui disini seperti Bambu Tali, Bambu Hitam, Bambu Batu dan beberapa jenis bambu yang saya tidak tau namanya.
Rumpun bambu merupakan pohon yang sangat ideal ditanam di bantaran sungai karena sifat perakaran rumpun nya yang kuat memperkokoh bantaran, dan sifat bambu sebagai pengontrol resapan air hujan yang akan dilepas ke dalam air tanah, sangat sering kita temui di bawah kerimbunan rumpun bambu, pasti terdapat aliran mata air yang akan terus mengalir walaupun di musim kemarau.
Seperti kultur desa-desa di Jawa Barat umumnya, yang sangat menggemari kerajinan tangan bambu, di daerah ini dengan sangat mudah kita temui para pengrajin bambu, mereka dengan trampil membuat berbagai perabotan rumah tangga dari bahan dasar bambu, mulai dari bangku panjang, meja, kursi dan aneka produk bambu lainnya.
Pemanfaatan potensi bambu sebagai pengerak ekonomi dan mata pencaharian oleh sebagian besar warga, ketergantungan akan bahan baku bambu telah membuat kearifan lokal tersendiri bagi mereka, Bantaran sungai sebagai tempat habitat pepohon bambu sangat mereka pelihara, dan sedikit sekali kita temui alih fungsi lahan dan pencaplokan privatisasi Daerah Sempadan Sungai yang banyak kita temukan di Ciliwung daerah puncak dan Ciliwung Kota Bogor pada susur-susur sebelumnya.
Pemanfaatan Sempadan Sungai sebagai ruang publik, dan hutan bambu dipelihara benar oleh mereka.
Saya berharap pemanfaatan bambu untuk kedepan bisa dikembangkan oleh banyak pihak terutama oleh pemerintah dalam hal LitBang karena bambu bisa mensubtitusi ketergantungan kita akan bahan baku kayu hutan yang pertumbuhan sangat lamban dibandingkan dengan pohon bambu.
Kegiatan susur Ciliwung kali ini, terdata melewati kampung Pasir Jambu, Kampung Jambu Dipa Kelurahan Cilebut, Kampung Kedung Umpal, Desa Keradenan, Keluraahan Cibinong, Desa Glongong, Kelurahan Bojong Gede.
Walaupun tangan gatal-gatal oleh pohon bambu dan dengan susah payah menembus medan kerapatan hutan Bambu, teman-teman baru nyusur mengungkapkan sangat senang dan banyak belajar hal baru dengan mengikuti kegiatan ini, dan berjanji tidak kapok untuk ikut susur berikutnya.
Sudirman Asun
0 Komentar:
Posting Komentar