Sampe nggak yah ke sebrang sana, kata Leli.
Vega dari Majalah Traveller juga ikutan nyusur kali ini. Pokoknya ini merupakan rangkaian wisata bersih alam yg akan dilanjutkan dengan bersih jiwa, katanya bersemangat menceritakan rencananya menghadiri latihan yoga besok di KRB.
Ayo turun aja. Aman kok, ajak Asun ke Vira, Leli dan Eci. Mereka pun berpose di atas rakit bambu yg dipakai menyebrang penduduk desa. Sendal jepit-nya baru dibeli di stasiun tadi.
Indah sekali Ciliwung ini. Di beberapa bagian bisa dilihat relung-relung dalam atau batu-batu besar yg memanjakan mata. Hanya memandang aliran air sungai saja sudah memanjakan mata. Sayang titik-titik menarik itu tidak digarap baik. Spot ini diambil dari belakang Pos RT 13, Perumahan Cilebut. Kalau saja disediakan bangku-bangku kayu dan bisa duduk-duduk sore, hmmmm...
Senyum cerah Asun dan Vira di Stasiun Cilebut. Janjian kumpul jam 7 pagi, berangkat jam 8. Itok datang paling awal. Kok tidak ada orang? Hari cs baru nongol pukul 730. Masih di angkot begitu sms-nya Andi (Karyasari).
Mahasiswa Sosiologi Universitas Indonesia ikutan Nyusur Ciliwung. Mereka mendengar informasi soal KPC dari Dosen Sosiologi Lingkungan di universitasnya. Semoga Ibu Dosen Sosiologi bisa ikutan acara KPC berikutnya. Ajak-ajak yah. Biar perubahan kebiasaan hidup sehat pinggir sungai bisa segera tercipta, harap Asun.
Senang sekali hari ini KPC mendapat kunjungan dari mahasiswa UI.
Mau tahu aja seperti apa Sungai Ciliwung, kata Andi (UI) satu-satunya cowok diantara tiga teman putrinya. Enak juga maen air Ciliwung kata Leli. Airnya dingin kata Vira. Tapi tidak lebih seru dibanding mendaki hutan bambu yg membuat tangan gatal kata Eci. Jangan kapok ikutan nyusur lagi yah. Menyenangkan sekali bukan bisa mengalahkan setidaknya diri sendiri.
0 Komentar:
Posting Komentar