Selasa 26 Mei 2009-Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) menggelar acara KEHATI Award yang merupakan penghargaan yang diberikan oleh Yayasan KEHATI kepada sosok individu maupun kelompok yang senantiasa menunjukkan upaya dan kegigihannya berkarya demi kelangsungan sumberdaya hayati di Indonesia. "Sejak dari tahun 60'an saya menjaga hutan, karena ini adalah untuk anak cucu saya" penggalan pidato Ketua Adat dari Masyarakat Adat Hutan Wonosadi Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Pasalnya beliau mendapat penghargaan kriteria "Prakarsa Lestari Kehati" karena menyelamatkan Hutan Wonosadi seluas 25 Ha.
Selain beliau, peraih penghargaan lainnya ada 5 orang / kelompok lagi. Adalah Sopyan Hadi kategori "Pendorong Lestari Kehati" dengan kegiatannya Pelestarian Satwa Langka Penyu Hijau di Pulau Arwah, Bagan siapi-api, Riau. M. Maryono kategori "Peduli Lestari Kehati" dengan Memotori terwujudnya Kulom Progo sebagai kabupaten Herbal. Saen, S.P kategori "Cipta Lestari Kehati" dengan Penerapan dan Pengembangan Teknologi Pertanian yang Ramah Lingkungan di Purbalingga, Jawa Tengah. Sancaya Rini kategori "Citra Lestari kehati" dengan Creative Kanawida; Batik warna dari Alam dan Kertas Daur Ulang, di Tangerang Banten. Club Sahabat Alam kategori "Tunas Lestari Kehati" dengan Program edukasi yang ditujukan kepada anak-anak melalui aksi peduli lingkungan untuk melestarikan alam dan lingkungan.
Acara yang diadakan di Pusat Gedung Per-Filman Umar Ismail Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Jakarta ini, dihadiri sekitar 300 orang yang terdiri dari Pelajar, Mahasiswa, NGO, Pemerintah dan Keduataan besar Negara tetangga. Ketua panitia dalam laporannya, mengatakan bahwa tema KEHATI Award ke-6 ini adalah "Building Future Environmental Leaders of Indonesia". Dikatakan pula bahwa tema tersebut diharapkan dapat membawa perubahan bagi indonesia di masa depan dengan adanya massa kritis anak-anak muda (critical mass of young generations) yang sadar akan arti penting dari keanekaragaman hayati beserta habitatnya. Oleh karena itu, tahun 2009 ini ada penghargaan "Tunas Lestari Kehati" yang diberikan pada sekelompok generasi muda. Peraih penghargaan ini adalah Adeline (12) siswi kelas 2 SMP di Jakarta dengan Sahabat Alamnya. Acara ini juga dimeriahkan oleh Pertunjukan Musik Dapur SMA Nasional 1 Bekasi, Pertunjukan Tari "Pe-thoi", dan Musik oleh Band Efek Rumah Kaca.
Dalam sambutannya, Bapak Emil Salim mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara kedua yang memiliki keanekaragaman tertinggi di dunia setelah Brasil dan ke-3 adalah Kongo Afrika. "Ketiga-tiganya adalah negara yang miskin" keprihatinan beliau. Menurut Emil Salim, Hutan di Indonesia menyimpan berbagai bahan yang dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan / jamu dan banyak lagi manfaat lainnya untuk keperluan hidup masyarakat. Potensi ini nampaknya kurang disadari. Banyaknya perkebunan dan penggundulan hutan oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab, menyebabkan hilangnya "sumber-sumber kehidupan" bagi masyarakat kita.
Applous buat para peraih penghargaan. Dengan segala keterbatasan, mereka mampu melakukan sesuatu yang luar biasa untuk keberlangsungan bangsa ini. Niat yang tulus, tanpa pamrih, dan dedikasi yang tinggi demi kelestarian keanekaragaman hayati. Semoga penghargaan ini bukan merupakan tujuan akhir, namun sebagai pemicu bagi mereka dan inspirasi bagi kita semua. Demi Masa Depan Anak Cucu Kita.
Salam,
Annas
Selain beliau, peraih penghargaan lainnya ada 5 orang / kelompok lagi. Adalah Sopyan Hadi kategori "Pendorong Lestari Kehati" dengan kegiatannya Pelestarian Satwa Langka Penyu Hijau di Pulau Arwah, Bagan siapi-api, Riau. M. Maryono kategori "Peduli Lestari Kehati" dengan Memotori terwujudnya Kulom Progo sebagai kabupaten Herbal. Saen, S.P kategori "Cipta Lestari Kehati" dengan Penerapan dan Pengembangan Teknologi Pertanian yang Ramah Lingkungan di Purbalingga, Jawa Tengah. Sancaya Rini kategori "Citra Lestari kehati" dengan Creative Kanawida; Batik warna dari Alam dan Kertas Daur Ulang, di Tangerang Banten. Club Sahabat Alam kategori "Tunas Lestari Kehati" dengan Program edukasi yang ditujukan kepada anak-anak melalui aksi peduli lingkungan untuk melestarikan alam dan lingkungan.
Acara yang diadakan di Pusat Gedung Per-Filman Umar Ismail Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Jakarta ini, dihadiri sekitar 300 orang yang terdiri dari Pelajar, Mahasiswa, NGO, Pemerintah dan Keduataan besar Negara tetangga. Ketua panitia dalam laporannya, mengatakan bahwa tema KEHATI Award ke-6 ini adalah "Building Future Environmental Leaders of Indonesia". Dikatakan pula bahwa tema tersebut diharapkan dapat membawa perubahan bagi indonesia di masa depan dengan adanya massa kritis anak-anak muda (critical mass of young generations) yang sadar akan arti penting dari keanekaragaman hayati beserta habitatnya. Oleh karena itu, tahun 2009 ini ada penghargaan "Tunas Lestari Kehati" yang diberikan pada sekelompok generasi muda. Peraih penghargaan ini adalah Adeline (12) siswi kelas 2 SMP di Jakarta dengan Sahabat Alamnya. Acara ini juga dimeriahkan oleh Pertunjukan Musik Dapur SMA Nasional 1 Bekasi, Pertunjukan Tari "Pe-thoi", dan Musik oleh Band Efek Rumah Kaca.
Dalam sambutannya, Bapak Emil Salim mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara kedua yang memiliki keanekaragaman tertinggi di dunia setelah Brasil dan ke-3 adalah Kongo Afrika. "Ketiga-tiganya adalah negara yang miskin" keprihatinan beliau. Menurut Emil Salim, Hutan di Indonesia menyimpan berbagai bahan yang dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan / jamu dan banyak lagi manfaat lainnya untuk keperluan hidup masyarakat. Potensi ini nampaknya kurang disadari. Banyaknya perkebunan dan penggundulan hutan oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab, menyebabkan hilangnya "sumber-sumber kehidupan" bagi masyarakat kita.
Applous buat para peraih penghargaan. Dengan segala keterbatasan, mereka mampu melakukan sesuatu yang luar biasa untuk keberlangsungan bangsa ini. Niat yang tulus, tanpa pamrih, dan dedikasi yang tinggi demi kelestarian keanekaragaman hayati. Semoga penghargaan ini bukan merupakan tujuan akhir, namun sebagai pemicu bagi mereka dan inspirasi bagi kita semua. Demi Masa Depan Anak Cucu Kita.
Salam,
Annas
3 Komentar:
Nas, koreksi untuk Pak Sopyan. Nama pulaunya adalah Pulau Arwah, karena dulu pulau itu adalah tempat pembantaian disaat perang pasifik.
Salam,
Een
nas koreksi masalah daur ulang, daur ulang yang kayak apa nas dan prosesnya kayak ngimana
sala kikoek
Meneer Kikuk; saya kurang tahu, lebih dalam tentang daur ulang kertas yang dilakukan oleh ibu ini. Mungkin bisa langsung tanya aja ke Yudi. Coz dia yang bikin Film profilnya.
Een: makasih koreksinya
Posting Komentar