Minggu, Mei 03, 2009

Kolong Jembatan Menuju Kebun Raya (1)

Share & Comment
Bagi Laskar Karung khususnya Hari Kikuk, hari ini, Minggu, 3 Mei 2009, merupakan aksi ke-8 bersih-bersih Mbah Tjiliwoeng dari tumpukan berbagai jenis sampah atas nama “ulah cucu-cucu yang khilaf”. Namun kondisi ini berbeda untuk Tim Riset, hari ini merupakan aksi kami yang ke-3 dalam upaya “memeriksa kondisi kesehatan” Mbah Tjiliwoeng.

“Selamat pagi Mbah, bagaimana kondisi Mbah pagi hari ini???”. “Kondisi Mbah masih sperti kmarin-kmarin cu, ...uhuk-uhuk...”, Mbah seolah berusaha kembali mengingatkan kami akan ulah cucu-cucunya yang khilaf. “Ditambah sedikit “batuk pilek” karena 2 hari yang lalu Mbah diguyur hujan deras...”, lanjut Mbah. “Tapi hari ini Mbah seneng sekali cu, karena Mbah banyak dikunjungi cucu-cucu yang masih peduli sama Mbah dan kesehatan Mbah. Ya sperti kamu-kamu inilah contohnya!!!”, secara spontan wajah kami pun memerah karena merasa tersanjung dengan pujian Mbah Tjiliwoeng (hehe..sedikit khayalan di kepalaku).



Aksi ke-3 dalam Sepi
Setelah “kebanjiran” pada aksi ke-2, Minggu, 19 April 2009, kini jumlah anggota Tim Riset kembali sepi dikarenakan teman-teman kami, “Sobat Perairan” (HIMASPER), kebetulan berhalangan hadir karena jadwal aksi kali ini bertepatan dengan kegiatan mereka di kampus. Namun, jumlah tim masih lebih banyak dibandingkan aksi pertama kami, Minggu, 12 April 2009, yang hanya beranggotakan 2 orang.

Kali ini, anggota Tim Riset berjumlah 4 orang yang terdiri dari Aku (Ruby); Muslich “Sang Koordinator”; Aan “Sang Analis dari Lab Proling MSP”; dan Annas “Sang Penari”…hehe becanda. Karena jumlah kami yang sedikit, akhirnya kami pun memutuskan untuk berkumpul dulu di Lapangan Sempur dan bergabung bersama Laskar Karung dengan harapan ada yang bisa ikut serta dengan tim kami. Belum sempat menyatakan harapan dan terlalu lama menunggu kedatangan “Sang Penari” (hehe becanda lagi), Laskar Karung pun akhirnya melakukan briefing dan setelahnya segera menuju lokasi yang telah disepakati di sekitar kolong Jembatan Jalak Harupat. “Yaaah…, gagal deh Tim Riset minta bantuan tenaga sama Laskar Karung!!!”, hatiku menyayangkan namun berusaha untuk tetap semangat melakukan pengamatan dan pengukuran. Karena Annas belum juga datang, akhirnya kami bertiga memutuskan untuk turun lebih dulu dan menunggunya nanti di sungai.

Kolong Jembatan,...Akses Khusus Tim Riset
Pakai irama lagu Ninja Hatori, “…turun Ciliwung menuju Kebun, lewat kolong jembatan…”, hehe.


Setidaknya itulah akses kami menuju stasiun pengamatan di sungai Ciliwung Kebun Raya Bogor. Setelah menuruni anak tangga dari Jembatan Jalak Harupat, Sempur; Aku, Muslich, dan Aan mencoba bergerak menuju stasiun pengamatan. Belum sampai stasiun pengamatan dan tepat berada di kolong jembatan, untuk memastikan peralatan berfungsi dengan baik, Aan pun langsung mengeluarkan DO-meter dari dalam tas-nya dan langsung mencoba melakukan pengukuran pada 2 titik uji yang diambil secara acak. “DO 8 dan suhu 24,4 derajat Celcius!!!”, teriak Aan menyuruhku mencatat hasil pengukurannya dan menyatakan alatnya berfungsi dengan baik. “DO 8,7!!!”, lanjut Aan pada pengukuran titik uji ke-2. Untuk mempersingkat waktu, Muslich mengusulkan untuk segera menuju stasiun pengamatan.

Belum jauh berjalan, di seberang sungai tampak terlihat Mas Bowie LATIN yang mengajak anak-anaknya untuk ikut bersama Tim Riset. “Mas Bowie lewat tangga di seberang jalan!!!”, Muslich dan Aku berteriak mengarahkan. Namun, setelah berada pada posisi kami dan ketika kami ajak menyebrang sungai, karena arus sungai yang deras dan demi keselamatan anak-anaknya akhirnya Mas Bowie batal mendampingi riset kami hari ini. “Aduh jadi ga enak nih sama Mas Bowie, tapi arusnya memang deras Mas!”, kataku dalam hati. Tak lama berselang, Annas pun datang dan langsung menyebrang sungai. Lengkaplah kini jumlah kami menjadi 4 orang. Siiip lah!

Terimakasih kepada Mas Bowie bersama pasukan kecilnya yang telah menyempatkan diri untuk hadir mendampingi Tim Riset, semoga pada aksi riset berikutnya dapat berpartisipasi kembali.

-Tim Riset Tjiliwoeng-
Tags: ,

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

3 Komentar:

Moes Jum mengatakan...

asik juga tuh lewat kolong jembatan ... seperti Rambo ... hahahaaa.

Anonim mengatakan...

jembataneeeeeee euy kos jembatan bahellak nu jembatan kolot nu arek kangge lempang barudak kos jembatan jaman londo. seru juga anak kecil bawa anjing kayak kang annas kalau gi setres guk guk guk waduh, pas bener momentnya ya? sama KANG ANNAS yang sukanya guk anggukan he he he he kikuk kikuk kikuk teak

aradinsyarif mengatakan...

guk guk guk,,,auuuu,,,auuu,,,auuu

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com