Kamis, Mei 28, 2009

“Maaf Ka, Nyanyinya Pelan-Pelan…!”

Share & Comment
Lanjutan H-1 MENUJU HARI KIKOEK

Lepas dari sgala urusan riset dan aksi mulung pagi besok, sebagai pelarian, Aku, Aan, dan Annas berkumpul menduduki bangku panjang di teras depan Sekret Lawalata untuk bernyanyi dan bermain gitar sedangkan Ahmad berpamitan pulang. Aku mulai memainkan gitar dan bernyanyi. Baru beberapa lagu dinyanyikan, Aan memutuskan tuk menyudahi aksi tersebut untuk bermain internet sedangkan Aku dan Annas terus melanjutkan. Hingga sekitar pukul 02.00 pagi Waktu Indonesia bagian Barat, Aku dan Annas terus bernyanyi. Kumainkan lagu mulai dari Menghitung Hari-Krisdayanti; Terbang-The Fly; Elang-Ari Lasso; hingga akhirnya Radja-Riff.
“…Tapi ku bukan radja, kuhanya orang biasa yang selalu dijadikan alas kaki pada sang radja…”, walaupun hanya hafal reff-nya saja, Annas tetap berteriak sekeras-kerasnya (guk guk guk au au au...hehehe). Selesai menyanyikan lagu riff tersebut, tiba-tiba seorang mahasiswi anggota UKM PRAMUKA datang ke tempat kami berkumpul dan bernyanyi. “Maaf Ka, nyanyinya pelan-pelan…!, kami sedang mengerjakan PR”, ucap mahasiswi tersebut. “Yah, akhirnya kena juga”, kataku dalam hati. “Oh iya Dek, maaf ya”, jawab Annas. Kami pun kini mulai bernyanyi dan memainkan gitar pelan-pelan sembari kusalahkan Annas, padahal sebenarnya Aku juga berteriak-teriak tapi kerasnya memang masih kalah dari Annas. “Lo sih Nas teriak keras-keras”, kataku sambil ketawa ketiwi. “Habis si Ruby sih yang main gitar”, jawab Annas. “Kita didalam aja yuk!”, ajak Annas. Akhirnya kami pun bernyanyi di dalam Sekret. Tapi Annas masih juga berteriak sekeras-kerasnya. ”Busyet ini orang stress!”, pikirku dalam hati sambil tersenyum-senyum.

Capek bermain gitar, akhirnya Aku mendekati Aan tuk melihatnya bermain facebook dan sesekali membalas pesan dan comment yang dia terima. Sedangkan Annas sudah dari tadi memainkan PS di komputer sembari sesekali marah dan mengumpat kebodohan dirinya sendiri. “Hahaha...”, Aku dan Aan hanya bisa tertawa saja mendengar dan melihat tingkahnya.

Ketika sedang asyik membaca dan membalas beberapa pesan dan comment di Facebook Aan, tiba-tiba Ria yang juga sedang bermain Facebook, +/- 3 meter jaraknya disamping kami, mengirim sebuah pesan pada Kami. “Mari ke sungai!”, inti pesannya mengingatkan kami. Kulihat jam di dinding, “Waduh sudah jam 04.00 pagi, nanti jam 07.30 WIB Aku sudah menjadi Korlap -Koordinator ngelap-”, becandaku pada Ria. Akhirnya tepat pukul 04.30 Aku, Annas, Aan, dan Ria mengakhiri aktivitas kami pagi itu tuk segera tidur. Kupasang alarm jam 05.00; 05.30; dan 05.40 pagi di HP-ku agar tidak kebablasan tidur nanti. Kucoba memejamkan mataku namun tetap tak bisa tidur pulas karena was-was, takut kebablasan. Kurang dari pukul 05.00, sebelum alarm-alarmku berbunyi, Aku dan Aan sudah bangun. Akhirnya suara persiapan adzan subuh di mesjid Al Hurriyah pun terdengar. Aan segera menuju mesjid, sedangkan Aku kembali tidur-tiduran. Setelah Aan kembali dari shalat subuh, Aku pun berpamitan pada Aan tuk pulang. “Waduh besok bisa mimpin aksi mulung ga yah?”, pikirku karena Aku belum tidur.

Tertanda Korlap ngantuk hari itu,
Ruby Vidia Kusumah
(087878757205)
Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

0 Komentar:

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com