Kamis, Juli 02, 2009

Romansa Tjiliwoeng

Share & Comment
Ini kejadiannya hari minggu yang lalu.

Kelihatannya sih biasa2 saja. Yang kasat mata hanyalah 9 (sembilan) orang yang sibuk melakukan rutinitas ‘mulung’ di Sungai Ciliwung. Sejak pagi hari kedelapan laskar karung KPC ini terus saja berkutat dengan sampah plastik, styrofoam, sepatu rusak, celana dalam butut, sendal jepit putus, anakonda, dan sampah2 lainnya. Salah seorang dari kedelapan laskar tersebut sesekali mengeluarkan kameranya dari dalam tas. Lalu dengan tekun memotret seluruh moment indah, lucu, maupun serius selama aksi mulung ini.

Tak ada yang aneh dan tak ada yang spesial. Tapi kalo kita coba identifikasi siapa2 saja para laskar karung tsb, mungkin akan sedikit menarik. Dua orang laskar karung yang hadir hari itu adalah Ira (utusan dari Jakarta Barat) dan Takur (utusan dari tukang foto keliling). Keduanya ternyata adalah pasangan muda yang baru saja menikah beberapa hari sebelumnya.


Hmmm … makin menarik nih. Seminggu sebelum keduanya menikah, mereka juga hadir mulung di Kedung Badak. Sekarang, hanya beberapa hari setelah menikah, keduanya hadir kembali di Ciliwung. Hadir mulung di Griya Katulampa. Kalo saja saya yang menjadi Oom Takur, maka pastilah saya menganggap bahwa aksi mulung ini menjadi bagian dari ‘boelan madoe’ yang romantis. Betapa tidak, lokasinya sangat mendukung. Suara aliran air hulu Ciliwung seolah mendendangkan irama cinta mereka berdua. Pohon bambu dan sebatang durian di tepinya bergoyang-goyang erotis mengiringi irama tersebut. Sinar matahari pagi yang lembut pun turut menghangatkan gelora cinta mereka. Terlebih lagi, ketujuh kambing congek dan rabun di sekitar mereka yang tak mau peduli kecuali pada sampah. Sungguh sebuah perpaduan antara lokasi dan suasana yang romantis persembahan Mbah Tjiliwoeng buat mereka berdua.

Alhamdulillaah … ternyata masih ada tempat romantis di Ciliwung. Tumpukan sampah di sela batu dan tepian sungai ternyata tak mampu menghapus suasana romantis. Ketulusan cinta keduanya telah menyihir ketujuh kambing congek dan rabun merasa nyaman di aksi mulung ke-16 di pinggiran Perumahan Griya Katulampa, Bogor.

SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU KAWAN ... terima kasih atas kesejukan suasana ‘boelan madoe’ yang kalian berdua persembahkan buat Tjiliwoeng. Sekali lagi selamat buat Ira dan Takur!!
gambar diunduh dari sini
Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

3 Komentar:

Anonim mengatakan...

asik...bagi yang pacaran atawa mo dapat pacar boleh mulung dulu...baru cari jodoh..
OM Takur dan Mba IRA..selamat menempuh hidup baru..dan jangan buang sampahnya sembarangan ya OM

Anonim mengatakan...

selamatmenempuh hidup baru buat om takur dan tante ira semoga bulan madunya di tjiliwoeng yang kemaren menyenangkan

bravo tjiliwoeng

Unknown mengatakan...

ahahahaa.... waaa... ntr2 kita dtgnya malem2 ah kalo mau mulung biar ga diliput hahaha...

ok tetep bersih ya... makasi untuk semuanya...

ajak2 lg ya...

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com