Sungguh ini bukan sebuah upaya main2. Ini mungkin bisa dikategorikan sebagai upaya yg lumayan serius. Betapa tidak nadzar mulung rutin setiap hari minggu harus dijalankan tanpa reserve, walau suasananya terasa kurang mendukung. Ketahanan mental dan fisik para laskar karung memang sedang diuji.
Pemulungan minggu lalu (23 Agustus 2009) bertepatan dengan hari kedua puasa ramadhan. Tak ayal mental pun terasa menciut. Walau terik matahari tak lagi terasa menyengat di sore itu, namun tubuh rasanya berat untuk melakukan pemulungan sampah. Tenaga rasanya sudah habis dari sejak awal turun ke sungai. Tenggorokan makin kering. Sementara bau sampah busuk masih saja memenuhi oksigen yang berputar di depan hidung para laskar. Saya jadi teringat cerita suasana di gurun pasir. Dimana onta2 pun berjalan lamban di bawah sengatan matahari. Melelahkan ... melelahkan ... dan melelahkan.
Di saat semua orang masih menikmati libur pada hari-hari awal puasa, para laskar karung berjuang mati2an dengan anakonda di Lebak Kantin. Ciliwung memang sebuah tempat yang sangat menantang. Tumpukan sampah seakan tak pernah ada habisnya. Syukurlah para laskar karung yang lelah masih menyimpan semangat membara demi memenuhi janji pada Ciliwung. Tercatat sembilan laskar karung berjibaku dengan tenaga yang tersisa di sore itu. Ada Kapiten Nono, Mas Kikuk, Ruby sang biksu Tong, Indri yang selalu riang, Kang Hendi dan Awey yang bersemangat bak petualang sejati, Hapsoro yang berusaha tampil segar, Andrew sang bule Inggris dari DTE, dan seorang ibu asal Tanah Sareal di sana.
Segala jenis sampah anorganik dipungut untuk kemudian masuk dalam karung2 plastik. Lumayan juga dalam kondisi lemah ini para laskar karung berhasil menangkap beberapa anakonda di sana. Saya tak sempat menghitung berapa jumlah karungnya. Namun, setidaknya mata kami semua melihat ada lebih dari 20 karung yang terkumpul. Saya rasa ini adalah sebuah prestasi.
Memang para warga sekitar tak ada yang turun membantu. Namun, saya sempat melihat seorang ibu yang memasang tulisan di atas kertas pada jembatan gantung di atas kami. Kertas itu bertuliskan "jangan buang sampah ke sungai". Ibu itu menjelaskan pada saya bahwa ia prihatin dengan sikap warga sekitar yang masih saja membuang sampah ke sungai. Memang ketika kami 'mulung' sempat kami menjumpai beberapa warga yang melemparkan kantong2 plasting berisi sampah langsung ke badan sungai.
Akhirnya ketika saat sholat maghrib sudah diambang pintu, para laskar karung memutuskan untuk menghentikan aktivitasnya. Kami semua beranjak dari sungai dengan perasaan lega. Saat berbuka tinggal sebentar lagi. Mulung hari tersebut telah diselesaikan dengan sukses.
Semoga tiga hari minggu ke depan, para laskar karung KPC masih setia melakukan aktivitasnya. Sekalipun ini dilakukan di bulan puasa. Amiiin ....
gambar onta di atas diunduh dari laman ini, dan gambar animasi kelelahan diunduh dari laman yang ini.
Pemulungan minggu lalu (23 Agustus 2009) bertepatan dengan hari kedua puasa ramadhan. Tak ayal mental pun terasa menciut. Walau terik matahari tak lagi terasa menyengat di sore itu, namun tubuh rasanya berat untuk melakukan pemulungan sampah. Tenaga rasanya sudah habis dari sejak awal turun ke sungai. Tenggorokan makin kering. Sementara bau sampah busuk masih saja memenuhi oksigen yang berputar di depan hidung para laskar. Saya jadi teringat cerita suasana di gurun pasir. Dimana onta2 pun berjalan lamban di bawah sengatan matahari. Melelahkan ... melelahkan ... dan melelahkan.
Di saat semua orang masih menikmati libur pada hari-hari awal puasa, para laskar karung berjuang mati2an dengan anakonda di Lebak Kantin. Ciliwung memang sebuah tempat yang sangat menantang. Tumpukan sampah seakan tak pernah ada habisnya. Syukurlah para laskar karung yang lelah masih menyimpan semangat membara demi memenuhi janji pada Ciliwung. Tercatat sembilan laskar karung berjibaku dengan tenaga yang tersisa di sore itu. Ada Kapiten Nono, Mas Kikuk, Ruby sang biksu Tong, Indri yang selalu riang, Kang Hendi dan Awey yang bersemangat bak petualang sejati, Hapsoro yang berusaha tampil segar, Andrew sang bule Inggris dari DTE, dan seorang ibu asal Tanah Sareal di sana.
Segala jenis sampah anorganik dipungut untuk kemudian masuk dalam karung2 plastik. Lumayan juga dalam kondisi lemah ini para laskar karung berhasil menangkap beberapa anakonda di sana. Saya tak sempat menghitung berapa jumlah karungnya. Namun, setidaknya mata kami semua melihat ada lebih dari 20 karung yang terkumpul. Saya rasa ini adalah sebuah prestasi.
Memang para warga sekitar tak ada yang turun membantu. Namun, saya sempat melihat seorang ibu yang memasang tulisan di atas kertas pada jembatan gantung di atas kami. Kertas itu bertuliskan "jangan buang sampah ke sungai". Ibu itu menjelaskan pada saya bahwa ia prihatin dengan sikap warga sekitar yang masih saja membuang sampah ke sungai. Memang ketika kami 'mulung' sempat kami menjumpai beberapa warga yang melemparkan kantong2 plasting berisi sampah langsung ke badan sungai.
Akhirnya ketika saat sholat maghrib sudah diambang pintu, para laskar karung memutuskan untuk menghentikan aktivitasnya. Kami semua beranjak dari sungai dengan perasaan lega. Saat berbuka tinggal sebentar lagi. Mulung hari tersebut telah diselesaikan dengan sukses.
Semoga tiga hari minggu ke depan, para laskar karung KPC masih setia melakukan aktivitasnya. Sekalipun ini dilakukan di bulan puasa. Amiiin ....
gambar onta di atas diunduh dari laman ini, dan gambar animasi kelelahan diunduh dari laman yang ini.
5 Komentar:
Hebat.. tetap semangat komandan.
Mohon maaf minggu kemaren tidak bisa bergabung karena harus mengantar keluarga ke karawang.
Selamat berpuasa semuanya..
Om kapan2 kita buka di rumah warga donk! Ehh...katanya minggu depan kita mau disambut sama yang punya DTE ya? Bener ga sih? Ya sekedar makan nasi timbel & minum segelas es campur supaya SEGAAAARRRR selepas mulung...hehehe piss Bu Devi.
Ruby
itu onta onta kehausan tinggal lep aja di tjiliwoeng biar mak yos
hebat..hebat..hebat..tiga jempol sekaligus aku angkat. dari yang maen-maen menjadi serius begini, dan kelihatnya kita sudah mulai kecanduan untuk mungutin sampah d ciliwung....
aku pikir ini sudah sangat-sangat-sangat serius dan perlu dilakukan tahapan yang lebih serius lagi.
angkat topi, jempol, handuk dan karung buat teman2 KPC...
SEMOGA AMAL IBADAH DAN PERJUANGAN KITA TIDAK SIA-SIA & MENDAPAT RIDHO DARI ALLOH SWT..AMIN
LANJUTKAN..!!
hehe2..^_^
SMANGAT!!
Indri
Posting Komentar