Hari ini aku tidak berhasil membawa diriku ke tempat mulung. Pertama jelas, bangun siang (walau ndak siang2 banget juga. Walau tidak pagi juga. hehe). Kedua merasa tidak enak sama orang yg lagi melakukan hajat pagi. Seperti juga kita semua, merasa perlu privacy dan ketenangan di pagi hari.
Lagi2 sepertinya aku salah. Memakai standar ku untuk diterapkan ke orang lain. Buat mu memang perlu ketenangan. Buat mereka, memang mungkin tidak ada dalam kamusnya. Ketika ‘need to go’ untuk nature calling, yah ‘go aja’. Ah masak sih. Kayaknya untuk soal basic, semua orang sama. Makanya ada istilah human rights.
Orang2 itu juga malu2, larak lirik, tahu ada orang asing yg ikutan nyemplung ke sungai. Apalagi dengan maksud yg jelas berbeda dengan mereka kebanyakan. Orang mah datang ke sungai untuk membuang, sang laskar malah datang untuk mengambil. Tapi yg jadi objek juga beda kok. Mereka datang buang yg organik. Kita mulung sampah yg an-organik.
Nah justru di situ letaknya. Tidak semua dari mereka datang ke sungai untuk membuang yg organik. Puluhan tahun lalu orang tua kita membuang daun bekas makan atau potongan bekas sayur ke sungai. Karena memang waktu itu tidak ada styrofoam bungkus makanan dan tidak ada plastik pembungkus berbagai jajanan anak. Dahulu kala semuanya dari bahan ramah alam, daun pisang, daun jati, dsb. Sayangnya pola pikir nya tetap sama. Yaitu membuang ke sungai. Bisa ndak diubah sih?
Ah kayaknya cuman elo doang orang paling ribet di dunia. Entahlah. Kelamaan nongkrong dan asik dengan labirin di kepala dan berakhir dengan satu tulisan ini. Aku mengurungkan niat ku untuk pergi mulung hari ini. Telat untuk janji berikutnya.
pengakuan dari Rita Mustikasari, sang turis jepang.
gambar shin-chan diunduh dari sini.
Lagi2 sepertinya aku salah. Memakai standar ku untuk diterapkan ke orang lain. Buat mu memang perlu ketenangan. Buat mereka, memang mungkin tidak ada dalam kamusnya. Ketika ‘need to go’ untuk nature calling, yah ‘go aja’. Ah masak sih. Kayaknya untuk soal basic, semua orang sama. Makanya ada istilah human rights.
Orang2 itu juga malu2, larak lirik, tahu ada orang asing yg ikutan nyemplung ke sungai. Apalagi dengan maksud yg jelas berbeda dengan mereka kebanyakan. Orang mah datang ke sungai untuk membuang, sang laskar malah datang untuk mengambil. Tapi yg jadi objek juga beda kok. Mereka datang buang yg organik. Kita mulung sampah yg an-organik.
Nah justru di situ letaknya. Tidak semua dari mereka datang ke sungai untuk membuang yg organik. Puluhan tahun lalu orang tua kita membuang daun bekas makan atau potongan bekas sayur ke sungai. Karena memang waktu itu tidak ada styrofoam bungkus makanan dan tidak ada plastik pembungkus berbagai jajanan anak. Dahulu kala semuanya dari bahan ramah alam, daun pisang, daun jati, dsb. Sayangnya pola pikir nya tetap sama. Yaitu membuang ke sungai. Bisa ndak diubah sih?
Ah kayaknya cuman elo doang orang paling ribet di dunia. Entahlah. Kelamaan nongkrong dan asik dengan labirin di kepala dan berakhir dengan satu tulisan ini. Aku mengurungkan niat ku untuk pergi mulung hari ini. Telat untuk janji berikutnya.
pengakuan dari Rita Mustikasari, sang turis jepang.
gambar shin-chan diunduh dari sini.
2 Komentar:
oh memang kalou sinchan sih pasti pertanyaan nya keren
mamaw mamaw kenapa cih orang sekarang bayak yang pakai plastic karna memang jaman nya sinchan oh mamaw mmaw orang dulu kan pakai daun u8ntuk bungkus nya karna dulu kan pabrik nya lum di bangun. he hew mamae mamae kenpa smapah plastik kok ngak mudah hancur karna dibuat oleh pabrik oh gitu ya mamae mae berarti daun dibuat oleh pohon he hehe kira kira comen nya sinchan pasti ngitu he he he h eh memang kamu tuh ada ada aja deh can sinchan gituloh
Jepang Menemukan Plastik Ramah Lingkungan. http://clubbing.kapanlagi.com/showthread.php?t=67416
baca artikel lengkap di sini. juga komentar berikut:
bukannya kmaren orang Indonesia udah menemukan plastik daur ulang dari bahan tanaman juga (jangan2 sama2 dari jagung)?
jangan2 kurang dapet dukungan dari pemerintah
akibatnya sekrg jadi milik negara laen neh .
Harga bahan baku plastik berpotensi melonjak 33,3% Sejumlah pabrik petrokimia di China dan Jepang setop produksi
JAKARTA: Harga bahan baku plastik pada kuartal II/2009 berpotensi me?lonjak 33,3%, dari US$1.050 menjadi US$1.400 per ton seiring dengan kenaikan harga minyak mentah yang sekarang berada di atas US$65 per barel.
juga info ini:
Bahan baku plastik yang kemungkinan besar segera naik harganya itu meliputi polipropilena (PP) dan polietilena (PE).
jepang sebagai pengekspor bahan baku pembuat plastik. sekaligus sekarang mengembangkan teknologi pengurai sampah plastik. kok kita bisanya jadi pengikut terus?????
Posting Komentar