Tak disangka hasil penelusuran yang dilakukan Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Bogor bekerja sama dengan Balai Riset Budidaya ikan hias (BRBIH) Depok sejak tahun 2009 hingga 2011 telah berhasil menginventarisasi sebanyak 33 spesies ikan yang kini menghuni Sungai Ciliwung Bogor. Selanjutnya dikatakan pula bahwa 13 jenis atau 39,4% dari jumlah tersebut termasuk spesies asing (alien) yang terintroduksi. Kira-kira itulah informasi yang disampaikan KPC Bogor dalam Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan (FNPSI) III di Bandung 18 Oktober 2011 yang lalu.
Jika dibandingkan dengan hasil studi yang dilakukan LIPI tahun 2009, jumlah spesies ikan asing ini tampak mengalami peningkatan. Sebelumnya menurut tim peneliti Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI, jumlah spesies ikan asing penghuni sungai Ciliwung berjumlah 5 spesies yang terdiri dari ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis), ikan seribu (Poecilia reticulata), mujair (Oreochromis niloticus), serta dua jenis ikan seribu lainnya (Poecillia sp. dan Xiphophorus helleri) (Media Indonesia, 2010). Sedangkan menurut hasil penelusuran yang dilakukan Komunitas Peduli Ciliwung Bogor, 13 spesies ikan asing ini terdiri dari Koki (Carassius auratus), Mas (Cyprinus carpio), Koan (Ctenopharyngodon idella), Bungkreung (Poecilia reticulata dan Gambusia affinis), Sisik melik (Xiphophorus hellerii), Nila (Oreochromis niloticus), Mujaer (Oreochromis mossambicus), Nila merah (Oreochromis sp.), Golsom (Aequidens rivulatus), Sepat siam (Trichogaster pectoralis), Lele dumbo (Clarias sp.), dan Sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis).
Masuknya spesies asing ke perairan umum dilaporkan banyak ahli memiliki berbagai dampak, mulai dari sosial, budaya, ekonomi, hingga ekologi. Secara ekologi sendiri, Prof. DR. M.F Rahardjo selaku Ketua Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) menyatakan bahwa keberadaan spesies asing dalam suatu ekosistem perairan berpotensi mengganggu jejaring makanan, menggantikan spesies yang mempunyai relung ekologis sama, mengurangi keanekaragaman hayati, merusak perikanan, menurunkan tingkat kualitas habitat, menurunkan estetika perairan dan kualitas rekreasi, merusak pasokan air masyarakat, mengganggu transportasi, serta mengancam kesehatan masyarakat.
Berdasarkan kajian ini, berbagai potensi ancaman lainnya yang tengah dihadapi spesies ikan asli penghuni Sungai Ciliwung-pun kini bertambah dengan kehadiran spesies-spesies asing ini. Oleh karenanya, berbagai upaya manajemen serta budidaya spesies-spesies ikan asli Sungai Ciliwung-pun perlu segera dilakukan sebagai upaya penyelamatan dan pemanfaatan bagi peningkatan ekonomi masyarakat.[Ruby Vidia Kusumah]
Jika dibandingkan dengan hasil studi yang dilakukan LIPI tahun 2009, jumlah spesies ikan asing ini tampak mengalami peningkatan. Sebelumnya menurut tim peneliti Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI, jumlah spesies ikan asing penghuni sungai Ciliwung berjumlah 5 spesies yang terdiri dari ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis), ikan seribu (Poecilia reticulata), mujair (Oreochromis niloticus), serta dua jenis ikan seribu lainnya (Poecillia sp. dan Xiphophorus helleri) (Media Indonesia, 2010). Sedangkan menurut hasil penelusuran yang dilakukan Komunitas Peduli Ciliwung Bogor, 13 spesies ikan asing ini terdiri dari Koki (Carassius auratus), Mas (Cyprinus carpio), Koan (Ctenopharyngodon idella), Bungkreung (Poecilia reticulata dan Gambusia affinis), Sisik melik (Xiphophorus hellerii), Nila (Oreochromis niloticus), Mujaer (Oreochromis mossambicus), Nila merah (Oreochromis sp.), Golsom (Aequidens rivulatus), Sepat siam (Trichogaster pectoralis), Lele dumbo (Clarias sp.), dan Sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis).
Masuknya spesies asing ke perairan umum dilaporkan banyak ahli memiliki berbagai dampak, mulai dari sosial, budaya, ekonomi, hingga ekologi. Secara ekologi sendiri, Prof. DR. M.F Rahardjo selaku Ketua Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) menyatakan bahwa keberadaan spesies asing dalam suatu ekosistem perairan berpotensi mengganggu jejaring makanan, menggantikan spesies yang mempunyai relung ekologis sama, mengurangi keanekaragaman hayati, merusak perikanan, menurunkan tingkat kualitas habitat, menurunkan estetika perairan dan kualitas rekreasi, merusak pasokan air masyarakat, mengganggu transportasi, serta mengancam kesehatan masyarakat.
Berdasarkan kajian ini, berbagai potensi ancaman lainnya yang tengah dihadapi spesies ikan asli penghuni Sungai Ciliwung-pun kini bertambah dengan kehadiran spesies-spesies asing ini. Oleh karenanya, berbagai upaya manajemen serta budidaya spesies-spesies ikan asli Sungai Ciliwung-pun perlu segera dilakukan sebagai upaya penyelamatan dan pemanfaatan bagi peningkatan ekonomi masyarakat.[Ruby Vidia Kusumah]
3 Komentar:
Terima kasih atas sharingnya Om Ruby..
Semoga pendatang haramnya saat ini hanya ikan saja.. tidak ada pendatang haram yang lainnya, yaitu sampah, limbah cair, kain garmen, kotoran manusia dan bangunan haram hehehe
he he he he Sapu aja Tjiliwoengnya biar Gak haram, somay, otak2 haram Gak yaa? Jelasnya lawong somay dan otak2 ueeeennaaaak Tenannnnnn.
Oom ini pendatang haram datang sendiri atau ada yg mendatangkan. Soalnya dugaanku para ikan pendatang haram ini tadinya dgn sengaja dipindahkan ke Ciliwung. Kalo begini urusannya mesti Kementerian Lingkungan Hidup turut ambil perannya ...
Posting Komentar