Malam itu tepat pukul 7, terdengar suara sorak soray anak-anak kecil yang akan menonton pertunjukan layar tancap. Meskipun acara belum dimulai warga sekitar Lebak Kantin-Sempur sudah ramai berdatangan. Peserta yang hadir dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, anak muda, orang dewasa dan orang tua, mereka tumpah ruah di lapangan Sekolah Dasar Sempur Kidul. Mereka menanti-nanti akan dimulainya pertunjukan. “Aya naon-nya…???” “nonton apaan sie…?” “film bioskop kali…” “teu nyaho ahh…!!” begitulah kira-kira celutakan-celutakan yang terdengar sebelum acara dimulai.
Film pertama yang diputar adalah “Teluk Jakarta Under Pressure”, film yang bercerita tentang sampah di Ciliwung ini mendapat antusias yang luar biasa dari penonton yang hadir, teriakan dan tepuk tanganpun tak terelakan. Begitupun film kedua mengenai “Krisis Air di Kota Hujan”, apalagi pada saat ada adegan wawancara warga Lebak Kantin. Merekapun tertawa terbahak-bahak… entah apa yang ditertawakan… ternyata warga tersebut cukup dikenal dikalangan warga yang nonton malam itu. “itukan pak itu…!”. Untuk menambah semarak nonton malam itu, kegiatan dikombinasikan dengan interaksi dengan anak-anak, karena malam itu penonton yang banyak dari kalangan mereka. Tak ketinggalan tim PLH pun ikut terlibat memeriah acara layar tancap dan merekapun mendapat sambutan yang baik dari warga yang nonton.
Sebelum film ketiga diputar , tak lupa sosialisasi dan ajakan kepada warga yang nonton untuk ikut peduli serta mendukung aksi bersih Ciliwung. Kegiatan ini memang bertujuan untuk public awarness bagi warga sekitar bantaran Ciliwung. Agar acara makin semarak pemutaran “film kartun”pun diputar. Film ini bercerita mengenai bencana banjir, dan film ini khusus dibuat untuk media pembelajaran bagi anak-anak dan tentunya mereka sangat menikmati.
Diakhir acara diputar slide show dan film pendek tentang aksi bersih Ciliwung. Banyak sekali ekspresi yang terlontar, ada yang serius, tertawa, kagum, dsbnya. Acarapun ditutup dengan pemutaran lagu. Setelah selesai kami sempet berdiskusi dengan warga dan sekitar termasuk perwakilan pemerintah dan tokoh masyarakat lainnya.“Bagusnya yang nonton tidak hanya warga Lebak Kantin dan sekitarnya tapi warga Sempur juga dong, kita buat aja di Lapangan Sempur”, usul Pak Saepul dari Kelurahan Sempur.
Melihat animo warga Lebak Kantin yang sangat antusias membuat tim festival untuk melanjutkan layar tancap berikutnya. Untuk itu agenda layar tancap berikutnya akan diputar di Pulo Guelis. Tunggu kedatangan kami disana……… sampai jumpa lagi….
Film pertama yang diputar adalah “Teluk Jakarta Under Pressure”, film yang bercerita tentang sampah di Ciliwung ini mendapat antusias yang luar biasa dari penonton yang hadir, teriakan dan tepuk tanganpun tak terelakan. Begitupun film kedua mengenai “Krisis Air di Kota Hujan”, apalagi pada saat ada adegan wawancara warga Lebak Kantin. Merekapun tertawa terbahak-bahak… entah apa yang ditertawakan… ternyata warga tersebut cukup dikenal dikalangan warga yang nonton malam itu. “itukan pak itu…!”. Untuk menambah semarak nonton malam itu, kegiatan dikombinasikan dengan interaksi dengan anak-anak, karena malam itu penonton yang banyak dari kalangan mereka. Tak ketinggalan tim PLH pun ikut terlibat memeriah acara layar tancap dan merekapun mendapat sambutan yang baik dari warga yang nonton.
Sebelum film ketiga diputar , tak lupa sosialisasi dan ajakan kepada warga yang nonton untuk ikut peduli serta mendukung aksi bersih Ciliwung. Kegiatan ini memang bertujuan untuk public awarness bagi warga sekitar bantaran Ciliwung. Agar acara makin semarak pemutaran “film kartun”pun diputar. Film ini bercerita mengenai bencana banjir, dan film ini khusus dibuat untuk media pembelajaran bagi anak-anak dan tentunya mereka sangat menikmati.
Diakhir acara diputar slide show dan film pendek tentang aksi bersih Ciliwung. Banyak sekali ekspresi yang terlontar, ada yang serius, tertawa, kagum, dsbnya. Acarapun ditutup dengan pemutaran lagu. Setelah selesai kami sempet berdiskusi dengan warga dan sekitar termasuk perwakilan pemerintah dan tokoh masyarakat lainnya.“Bagusnya yang nonton tidak hanya warga Lebak Kantin dan sekitarnya tapi warga Sempur juga dong, kita buat aja di Lapangan Sempur”, usul Pak Saepul dari Kelurahan Sempur.
Melihat animo warga Lebak Kantin yang sangat antusias membuat tim festival untuk melanjutkan layar tancap berikutnya. Untuk itu agenda layar tancap berikutnya akan diputar di Pulo Guelis. Tunggu kedatangan kami disana……… sampai jumpa lagi….
0 Komentar:
Posting Komentar