Rabu, Mei 13, 2009

GENERASI PENERUS KOMUNITAS PEDULI TJILIWOENG

Share & Comment


Hamas dan Billah, itulah sapaan akrab 2 bocah yang tergabung dalam “PASUKAN KECIL” Mas Bowie LATIN. Dua bocah ini sudah 2 kali terlibat dalam aksi Riset kami di Kebun Raya Bogor, Minggu, 3 Mei 2009, dan di Kedung Badak, Minggu, 10 Mei 2009. Kepolosan tampang dari kedua bocah ini telah menyamarkan besarnya potensi pengetahuan dan rasa ingin tahu yang ada pada diri mereka. Bila Anda termasuk orang-orang yang bermulut besar, maka janganlah sekali-kali Anda berbicara omong kosong pada mereka. Dengan bakat dan pengetahuan yang luas yang diwarisi dari kedua orangtuanya, akan membuat Anda seolah tampak bodoh dan orang lain dapat dengan mudah menilai bahwa isi kepala Anda sebenarnya adalah kosong. Apalagi bila Anda membahas pengetahuan di bidang Sains dan Teknologi. Lebih baik Anda menutup mulut lebar-lebar atau mungkin perlu menimba banyak ilmu dari kedua bocah ini. (Saran penulis: Cobalah Anda bertanya!).

Muh Hamas Fathani, itulah nama lengkap anak tertua Mas Bowie. Kalau ditanya umur, umurnya hampir mencapai 11 tahun. Hamas tercatat sebagai siswa kelas 5 Sekolah Dasar. Kalau Anda tanya hobbi, maka Hamas akan menjawab, menggambar, komputer, baca komik, sampai ngerusak HP Om-nya. Kalau ditanya soal pengetahuan, Beuh!, T.O.P.B.G.T deh! Ga usah ditanya lagi. Itulah sedikit sosok Hamas. Lalu bagaimana dengan sosok Billah?

M Mu'tashim Billah, umurnya baru 8 tahun. Sedangkan tuk sekolahnya, Billah baru menginjak kelas 2 Sekolah Dasar. Keingintahuan dan kemauannya sangat besar. Wajar saja kalau waktu di Kedung Badak, bocah ini “keukeuh” pengen nyebrang sungai padahal Mas Bowie dan Aku bilang arusnya deras sekali.

Kehadiran mereka dalam Tim Riset Tjiliwoeng telah membawa angin segar serta semangat baru bagi kami agar terus berusaha tuk menggali pengetahuan sedalam-dalamnya dan bisa mentransfer ilmu sebaik-baiknya pada banyak orang, khususnya generasi penerus kami, Komunitas Peduli Ciliwung, termasuk Hamas, Billah, serta Asep dan Hilman di Pulo Geulis.

Semoga untuk waktu ke depan nanti, Mbah Tjiliwoeng bisa bernafas lega karena bangsa ini memang terus belajar dan mencetak banyak generasi baru yang bermutu, peduli akan sesama, serta lingkungan alam sekitar, sehingga bisa diharapkan untuk dapat menggantikan generasi KORUPTOR perusak kemajuan bangsa. AMIN.

-Tim Riset Tjiliwoeng-

Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

3 Komentar:

Gypaetus barbatus mengatakan...

Ternyata ada mata-mata yg menyusup tooooooo, ...! hehehe

Terima kasih buat Hamas dan Billah yg telah membantu kita untuk melihat dan belajar menjadi pendengar yg baik.

Anonim mengatakan...

hee hee ternyata yangku bayangkan tetang riset hanya buat orang gedean aja salah, tapi anak kecil juga tau waduh seru tuh bisa-bisa yang gede bisa kalah tuh kalau memang penerusnya ranjin ikutan. ya iya lah lawong aku belajar kata si peneliti kecil.

semagat terus pantang mundur dan selalu menjadikan ilmu kita bisa jadi turun temurun dan jadi bermanfaat buat generasi muda kita he he hebat eua om rubby dan billah and hamas lanjutkan ( kayak kampaye aja salam BRAVO TJiliwoeng

Moes Jum mengatakan...

Oom Dwi, itoe Hamas dan Billah maimang penjoesoep adanja. Marika orang sengadja dikirim van Palestin oentoek sebagei telik sandi boeat tim rijset tjiliwoeng. Sijapa jang order marika, djelas itoe dari Abahnja (Meneer Bowie) poen. Maksoednja tamtu soepaija tim rijset bisa lebie serious kerjanja ... hehehe

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com