Kamis, Mei 28, 2009

MULUNG KESEBELAS in Actions

Share & Comment
Akhirnya hari itu tiba juga…(Lanjutan “Maaf Ka, nyanyinya pelan-pelan…!”)


Setelah pulang dari Lawalata ke rumah, sekitar pukul 06.30 WIB, Aku pun segera berangkat sendiri menuju Perumahan Kedung Badak Baru. Sampai di Bubulak, Aku langsung berganti menaiki angkot No 32. Sekitar kurang dari pukul 07.30 WIB, setelah keluar dari “underpass”, Akupun turun tepat di pintu gerbang Perum tersebut. Kuperhatikan sekeliling daerah Perumahan tersebut, namun masih juga belum tampak tanda-tanda kehadiran kawan-kawan volunteers yang akan bergabung dengan Aksi Mulung Kesebelas hari ini, Minggu, 24 Mei 2009. Tak lama menunggu, tiba-tiba seorang “Pengendara Motor Misterius” menghampiriku. Jaket hitam, celana melebihi lutut, kaki beralaskan sandal jepit, kepala tertutup helm, kumis gondrong, dan hidung ingusan (“lho bisa lihat darimana Mas Ruby??...kan dia pake helm??”,...hehehe imajinasiku mencoba bercanda).

Merasa tak kukenali, Si Pengendara Misterius itupun membuka helm yang dipakainya. “Hamid toh rupanya!”, sapaku. “Sudah dateng lama Mid?”, tanyaku. “Enggak baru aja dateng”, kata Hamid. “Kirain siapa?”, kataku dalam hati. Karena takut menggangu arus transportasi, akhirnya Kami yang sedang asyik mengobrol di pinggir jalan pun memutuskan tuk mencari tempat ngobrol yang enak, hingga tibalah tepat arah tujuan mataku pada bangku beton sepanjang 1 meter, disamping lapangan basket yang diteduhi rindangnya pohon kersen. Hamid pun segera menitipkan motornya di halaman parkir pos satpam penjaga keamanan Perumahan Kedung Badak Baru.

“Yang lain mana Rub?”, tanya Hamid. “Belum datang”, jawabku. “Anak Lawalata banyak yang ikut hari ini Mid”, lanjutku.
“Sebentar Aku sms Hari dulu!”, kataku pada Hamid. “Hari sekarang Aku sudah d gerbang perum kd bdk. Sdg tunggu org2 nh. Sdh smp mana hari? Tks”, isi sms-ku.

Menunggu balasan dari Hari, Aku melanjutkan ngobrol bersama Hamid. “Udah makan Mid?”, tanyaku. “Belum”, jawab Hamid. “Aku udah makan, makan dulu aja sana! Itu ada bubur ayam Mid!”, kataku pada Hamid. “Nanti kalau anak ini pingsan saat mulung sampah gimana? Bisa repot? Apalagi dia Aku yang ajak?”, kataku dalam hati…hehe “becanda Mid!”. Hamid pun segera memesan bubur 1 mangkuk. Sementara Hamid makan, tepat pukul 07.31 WIB, tiba-tiba sms balasan dari Hari masuk ke HP-ku. “Rub di gerbang sebelah mana rub aku di pinggir jalan raya”, isi sms Hari. Belum sempat kubalas sms-nya, Hari sudah mengetahui keberadaanku dan segera memanggilku. “Mid, Aku ke tempat Hari dulu ya, nanti nyusul aja ksana!”, kataku pada Hamid. “Ok!”, jawab Hamid.

Setelah ngobrol bersama dengan Hari dan memutuskan lokasi mulung, Kami (Aku, Hari, Hamid, Ba Itok, Mas Parno, Mas Dwi, Dita, dan Mas Totok) yang telah berkumpul di pintu gerbang Perumahan Kedung Badak Baru, akhirnya segera berangkat menuju tempat yang dimaksud (BACA: Boleh Ikut Mulung ?). Aku dan Mas Totok berjalan kaki sedangkan lainnya naik motor. Dalam perjalanan tiba-tiba HP-ku berbunyi. “Rub dimana sih tempatnya?”, tanya Hamid yang tersesat sambil membonceng Dita. “Ada dimana nih sekarang?”, tanyaku tenang. “Di Mesjid”, kata Hamid selanjutnya. Akhirnya Aku pun pergi menjemput dan membenarkan arah jalan Hamid. “Mid lurus aja sampai mentok, terus belok kiri nyusurin sungai”, penjelasanku pada Hamid dan Dita. Akhirnya Akupun meneruskan perjalananku.

Tepat setelah berada pada lokasi mulung yang dimaksud, kulihat Tim Riset telah memulai aksi riset Kualitas Air yang dikomandoi Aan, Ahmad, Endah, dan Annas, sedang untuk Sosial Budaya dikomandoi oleh Ma, Dinda, dan Moko. Di lokasi tersebut, tampak juga Muslich dan temannya Wisnu, yang telah hadir lebih dulu dibandingkan Aku. Aku pun langsung memperkenalkan diri pada Wisnu.

Setelah memimpin briefing (BACA: Mana yang Bener Nih ?), mengisi daftar kehadiran, kini Aku dan Hari pun segera memasang baliho kebesaran komunitas kami sedangkan kawan-kawan lainnya langsung melakukan aksi pemulungan sampah. Karena arusnya deras, baliho yang semula akan dipasang di seberang sungai, akhirnya kini diputuskan tuk dipasang di pohon Loa, tepat didekat tempat kami melakukan briefing.


Aksi mulung dimulai kurang dari pukul 08.30 WIB dan diakhiri pukul 12.00 siang. Jumlah volunteers yang tercatat hadir hari itu, termasuk 2 orang bule Perancis bernama Catherine Kloboukoff dan Marie Remy digabung dengan seluruh anggota Tim Riset, totalnya berjumlah 35 orang. Setelah dilakukan pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan Kota Bogor, Aksi Mulung Kesebelas ini, diakhiri dengan doa dan foto bersama dibawah pohon Loa dan di depan baliho “Ciliwung Ruksak Hirup Balangsak”.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah bergabung sebagai volunteers dalam Aksi Minggu, 24 Mei 2009”

Tertanda Korlap yang bertugas,
Ruby Vidia Kusumah
(087878757205)
Tags:

Komunitas Peduli Ciliwung Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas yang menginginkan adanya rasa kepedulian terhadap keberlangsungan sungai Ciliwung di Kota Bogor. 

2 Komentar:

Moes Jum mengatakan...

no words can be said to this succesful action, unless TOP MARKOTOP SURATOP daaah!!!!

Anonim mengatakan...

thi is wong bule is the best, bes mar gebes francisco sip yo go international only

salam blacketded

 

Artikel Populer

Tjiliwoeng on Facebook

Copyright © KOMUNITAS PEDULI CILIWUNG BOGOR | Designed by Templateism.com | Published by GooyaabiTemplates.com