Posted by; Aan
Pagi itu sesuai dengan jadwal pukul 07.00 WIB, kami berkumpul di depan gedung BNI Darmaga, bukan untuk mengambil uang di ATM, tetapi untuk selanjutnya pergi ke Sempur melakukan riset. Setiba di BNI saya melihat Icha, Mega, dan Wildan sudah berkumpul, " yang lain mana kak?" tanya seorang diantara mereka, "meneer Ruby tidak dapat turut serta hari ini sehingga saya diberi mandat untuk mengkoordinir tim riset air bersama mas Annas" jawabku. Tengok kanan-kiri belum juga terlihat Annas, segera kuambil HP "tut..tut..Hey Annas where are you now?" "I'm on the way, now i'm near GWW", "ok we'll waiting for you", begitulah sekilas isi pembicaraan kami melalui HP (mas Annas sang kepala suku juga bisa talking-talking in english-lah, hehehe..). Tak lama berselang segera kami mencarter angkot untuk segera menuju sempur. Sepanjang jalan pembicaraan diisi dengan perkenalan Annas dan Ubo dengan anggota riset kali ini, maklum ada beberapa volunteer baru yang bergabung hari ini seperti Umam, Arif, dan Romanto. Selesai berkenalan, pembicaraan lebih dominan diisi dengan membantu Romanto menjawab pertanyaan Teka-Teki silang yang terdapat di koran yang yang dibeli Arif sebelum berangkat tadi.
08.30 WIB sampailah kami di Sempur, setelah menuruni tangga lapangan Sempur tak lupa Icha membeli satu Cone Ice Cream rasa vanilla yang dijual pedagang di sudut lapangan basket. Mau ngak kak? Lumayan buat nambah energi, sok aja...aku udah makan tadi (padahal mau sih tapi dari pada nanti sakit perut berabe nanti urusan, hahaha...). Ketika tengah berjalan menyusuri tepian sungai Ciliwung melalui Sempur Kaler nampak di kejauhan sosok yang tak asing lagi, ya itu meneer Harry "Kikuk" sedang mengendarai skutik barunya (ternyata setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata itu skutik Meneer Nino, sang komandan mulung hari itu, hehehe...). beberapa menit kemudian kami tiba di jembatan Kampung Rambutan, terlihat Bung Een dan Meneer Nino sedang memasang Baliho "Tjiliwoeng Ruksak, Hirup Balangsak" yang menjadi pertanda bahwa di tempat tersebut aksi peduli Ciliwung hari ini dilakukan.
Tak mau membuang waktu, kami segera melakukan briefing untuk memulai aksi hari ini. Annas memberi komando kepada tim riset untuk melakukan pengukuran data hidrologi. walaupun jumlah tim mulung sedang surut, meneer Nino dan meneer Harry tetap semangat memberi komando untuk kegiatan mulung. Sementara saya dan Annas melakukan pengambilan sampel air dan pengukuran kualitas air di Pulo Geulis yang belum sempat dilakukan pada riset sebelumnya.
Meminjam motor Meneer Harry (Kali ini beneran motornya Harry:)) saya dan Annas Berangakat menuju Pulo Geulis. Setelah motor dititipkan di Kantor Lurah, kami berjalan menuju lokasi melalui jembatan Pemuda. Lokasi pengambilan sampel kali ini berjumlah 4 titik yang masing-masing dianggap mewakili karakter berbeda yang terdapat di Pulo Geulis. Jalan berliku-liku dan cukup sempit membuat kami sedikit kesulitan untuk mencapai titik sampling. "Mau kemana mas? Disitu ga ada jalan" tanya seorang warga pada kami. "mau ke sungai mba" jawab Annas. "Oh mau ke sungai, lewat situ juga bisa, kirain mau ke terminal" sahut sang warga tadi. (mungkin dikira si Annas preman terminal ya? bwhahaha). Tiba di titik pertama, kami langsung mengeluarkan peralatan "tempur", maklum kali ini alat ukur oksigen tidak dapat dibawa, jadilah saya melakukan titrasi untuk mengukur Oksigen. Sementara Annas mengambil sampel air untuk dianalisa di Lab.
Pukul 11.30 WIB kami selesai melakukan pengambilan sampel air, kemudian kembali ke Sempur untuk berkumpul bersama tim. sesampainya disana ternyata tim mulung telah selesai melakukan aksinya dan tak lama kemudian tim riset pun datang. Puas melepas lelah dengan menikmati teh kotak dan biskuat bolu yang disediakan mba Uci. Kami pun memutuskan untuk mengakhiri kegiatan hari ini. Sambil menunggu angkot, tim riset beristirahat di basecamp FWI sambil menikmati mangga yang disediakan Meneer Harry dan tak lupa,,,Foto-foto....
Pukul 12.00 WIB angkotpun tiba, segera kami berpamitan pada meneer Harry untuk pulang ke darmaga.
Seperti pada perjalanan pergi, topik pembicaraan kali ini adalah melanjutkan membantu Romanto mengisi TTS. "No. 5 menurun itu pertanyaannya tangga nada, jadi jawabannya LALA. Klo yang istri paman No. 6 menurun jawabannya BIBI, maaf salah lihat" kata Romanto. "wah ini tinggal satu lagi nih, No. 25 mendatar. Lima huruf, depannya T belakangnya T dan huruf ketiga K, pertanyaannya "negeri". Sontak kami-pun berpikir, apa ya negeri bernama T..K..T? dan pastinya dua huruf tersebut adalah huruf Vokal sehingga dapat dirangkai menjadi kata yang dapat dibaca.
Teman-teman sekalian, tolong ya dibantu menjawab pertanyaan ini, karena sebentar lagi mau dikirim biar dapet hadiah. Jawaban kami harap dapat disampaikan paling lambat 3 hari lagi. Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami haturkan "nyuwun" (hatur nuhun, hatur nyuwun....).
Best Regards, Romanto.....
7 Komentar:
waktunya bisa lebih ga An? jangan 3 hari, kecepetan. Gw mau ijin dulu ke MUI n DPR RI buat jawab itu. Biar ga kena undang2 APP...wkkkwkwkwkwaaahahahahaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!
Annas dikirain preman terminal?? .... jelas lah kalo liat postur dan gayanya ... "guk guk guuuk!!!"
si aan kayak pak sa kerra legendaris madura tukang carok kumis melintang kayak menantang tjiliwoeng aja ni, tapi bagus semakin buayak yang menantang tjiliwoeng semakin seru aja nih, dan tantangan nya kita semakin kompak tentunya awas lo aan kalau kumis melintang di incar oleh anak konda tjiliwoeng loh , tapi kata mbah tjiliwoeng tidak apa apa cu biar aku ada yang nyamain kumisku kan kayak anakonda he he he he
salam menner kikoe is the bill gate
waduh itu menner kikoek punya nama. Itu bukan aan, itu mas romanto
Moes jum; Si Aan salah mengartikan kata2 teteh. Si teteh itu mau bilang "Eh mas,,,ganteng2 kok mau kotor2 di sungai,,," wkwkwkwk
Kikuk; Yang pake kumis itu romanto,,,anak MSP muridnya Biksu Tong juga.
Annas premal terminal??
Percaya gw.. wong lahirnya di terminal solo...
Besar di teminal bogor..
Ggrrr..... (suka gigit). Mohon para permpuan jangan dekat2 yah..
Kacruuut. Orang sirik tanda kalah:)wkwkwkwk
Posting Komentar