Mungkin semua sudah tahu.
Beginilah rasanya beraktivitas yang semua aktivitasnya bersifat voluntirisme (volunteer) atau sukarela. Bekerja dan melakukan sesuatu yang tidak ada uangnya.
Inilah pengalaman kami selama beberapa bulan terakhir mengajak teman-teman untuk bergabung bersama kami untuk peduli terhadap sungai ciliwung. Mengajak bukan dalam arti kata ikut rembuk atau rapat-rapat dan makan-makan enak. Tapi mengajak mereka untuk jadi pemulung. Menjadi pemulung selama setengah hari setiap hari minggunya.
Alhamdulillah cukup banyak yang bergabung, walaupun pernah juga hanya beberapa belasan orang. Orang yang datang dan bergabung berbeda-beda setiap minggunya. Ya itulah yang namanya kegiatan yang dilakukan secara sukarela. Mau datang alhamdulillah, ngga bisa datang ya ora opo-opo toh...
Nah kegiatan yang sifatnya volunteer ini mau tak mau tetap membutuhkan dana untuk melakukan kegiatannya. Walaupun memang tidak seberapa. Kadang saya berfikir, mungkin ngga ada yang namanya kita menggerakan beberapa orang atau masa yang tidak membutuhkan uang. Mau kencing aja sekarang ini musti bayar.
Ini juga yang terjadi didalam kegiatan peduli ciliwung yang ada di Bogor. Berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh teman-teman bergabung kedalam komunitas ini. Mulai dari mulung sampah di sungai ciliwung setiap minggunya, memberi materi pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar di Bogor, riset terhadap kualitas air di ciliwung dan biotanya dan juga masih rencana untuk mengadakan sebuah festival ciliwung.
Kegiatan rutin sepeti memulung sampah di ciliwung setiap minggunya jelas-jelas pasti membutuhkan dana. Minimal untuk sewa mobil dan membeli BBM mobil yang akan mengangkutin sampah yang sudah terkumpulkan. Selain itu juga kita musti beli karung untuk tempat sampahnya serta membeli minum bagi para teman-teman yang kehausan setelah memngutin sampah.
Darimana kita bisa mendapatkan dana untuk itu??
Ini yang kadang membuat kita berdebat dan harus berfikir keras jangan sampai kegiatan mulung ini bisa terhenti hanya karena tidak ada dananya. Banyak ide yang dikeluarkan, mulai dari minta sumbangan kepada yang hadir disaat hari minggunya, keliling kota bogor untuk minta sumbangan atau ditempat keramaian, atau malakin orang-orang yang bisa dipalakin.
Awalnya saya dan beberapa teman menolak keras meminta sumbangan kepada teman-teman yang sudah mau secara sukarela untuk datang dan bergabung menjadi pemulung. Wong mereka datang aja sudah secara sukarela untuk mungutin sampah di ciliwung kok malah dipinta sumbangan lagi. Tapi ada beberapa teman bilang “coba aja dulu”. Akhirnya kita coba, kita buat kotak sumbangan sukarela dan kita taroh disaat kegiatan mulung akan dimulai. Hasilnya?? Alhamdulillah teman-teman yang datang tidak keberatan untuk nyumbang. Ada yang nyumbang 500, 1.000, 10.000, 20.000, 50.000 dan juga ada yang nyumbang 100.000. Dari sini saya menjadi semangat. Ternyata orang-orang yang hadir tidak hanya punya kepedulian terhadap kebersihan ciliwung, tapi mereka juga ingin dan mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini terus berlanjut. Jangan sampai berhenti karena tidak ada uang untuk sewa mobil, beli BBM, beli karung.
Saya dan beberapa teman mulai aktif mengubungi teman-teman lama. Share pengalaman lewat mailist dan groups-groups di facebook. Meminta dukungan untuk menjalankan kegiatan ini. Berbagai macam tanggepan dan cemoohan datang. Ada yang bilang:
“ Sampai kapan kalian mau mungutin sampah itu ”.
“ Yakin kalian sungai ciliwung bisa bersih? ”
“ Jangan hanya mungutin sampahnya aja donk, ajak juga msyarakat disekitar sungai ciliwung biar ikut bersihin”
“ Percuma kalian memberisihin ciliwung klo yang lain masih tetap buang sampahnya “
Dan banyak lagi pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut mereka.
Saya hanya meniyakan dan tidak mengiyakan didalam hati saja. Sebenarnya saya hanya mau menjawab singkat saja kepada mereka yang berkomentar.
“Kamu mau bergabung bersama kami jadi pemulung ngga? Klo ngga bisa datang dan ngga mau jadi pemulung karena malu, mau ngga nyumbangin sedikit uangmu untuk beli karung dan minum kepada teman-teman yang sudah mau jadi pemulung? Mau ngga mobilmu tak pake buat ngangkutin sampah setiap minggunya. Kalo kamu hanya komentar doank, ya ora selesai-selesai urusane cak. Podo wae karo pejabat ing Jakarta lan Mbogor”
Tapi saya tidak putus asa. Masih banyak teman yang peduli dan masih banyak teman yang mau bantu. Saya masih di sms-in teman-teman yang lain dan bilang “En, saya sudah transfer dana untuk beli minuman teman-teman yang melakukan kegiatan pada mulung setiap minggunya. Maaf 2 minggu yang lalu saya sakit, trus minggu ini saya musti ke Banjarmasin selama 2 minggu. Klo ada kesempatan nanti saya pasti gabung jadi pemulung”. Setelah saya chek lewat sms banking, ternyata beliau mentransfer dana sebanyak 1 juta rupiah. Alhamdulillah...
Minggu kemaren disaat kumpul dengan senior-senior saya, saya sempatkan putar film kegiatan aksi peduli ciliwung dan cerita apa saja kegiatan yang sudah dilakukan. Tentunya setelah itu saya dengan pede-nya mengeluarkan “kotak” itu untuk meminta dukungan agar kegiatan ini terus berjalan. Alhadulillah “kotak” bisa berisi sebanyak 850 ribu. Bisa beli BBM mobil dan karung untuk kegiatan mulung selama 8 minggu (8 kali kegiatan pembersihan sampah di ciliwung). Terbukti toh, masih banyak yang peduli. Terima kasih teman-teman semua yang masih peduli dan masih punya mimpi ciliwung bisa bersih.
Semoga semakin banyak yang peduli. Khususnya urang bogor.
Ciliwung Ruksak, Hirup Balangsak!!!
Bagi yang mau berbagi peran silahkan klik disini
Salam,
Een Irawan Putra
Email : irawanputra@gmail.com
Beginilah rasanya beraktivitas yang semua aktivitasnya bersifat voluntirisme (volunteer) atau sukarela. Bekerja dan melakukan sesuatu yang tidak ada uangnya.
Inilah pengalaman kami selama beberapa bulan terakhir mengajak teman-teman untuk bergabung bersama kami untuk peduli terhadap sungai ciliwung. Mengajak bukan dalam arti kata ikut rembuk atau rapat-rapat dan makan-makan enak. Tapi mengajak mereka untuk jadi pemulung. Menjadi pemulung selama setengah hari setiap hari minggunya.
Alhamdulillah cukup banyak yang bergabung, walaupun pernah juga hanya beberapa belasan orang. Orang yang datang dan bergabung berbeda-beda setiap minggunya. Ya itulah yang namanya kegiatan yang dilakukan secara sukarela. Mau datang alhamdulillah, ngga bisa datang ya ora opo-opo toh...
Nah kegiatan yang sifatnya volunteer ini mau tak mau tetap membutuhkan dana untuk melakukan kegiatannya. Walaupun memang tidak seberapa. Kadang saya berfikir, mungkin ngga ada yang namanya kita menggerakan beberapa orang atau masa yang tidak membutuhkan uang. Mau kencing aja sekarang ini musti bayar.
Ini juga yang terjadi didalam kegiatan peduli ciliwung yang ada di Bogor. Berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh teman-teman bergabung kedalam komunitas ini. Mulai dari mulung sampah di sungai ciliwung setiap minggunya, memberi materi pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar di Bogor, riset terhadap kualitas air di ciliwung dan biotanya dan juga masih rencana untuk mengadakan sebuah festival ciliwung.
Kegiatan rutin sepeti memulung sampah di ciliwung setiap minggunya jelas-jelas pasti membutuhkan dana. Minimal untuk sewa mobil dan membeli BBM mobil yang akan mengangkutin sampah yang sudah terkumpulkan. Selain itu juga kita musti beli karung untuk tempat sampahnya serta membeli minum bagi para teman-teman yang kehausan setelah memngutin sampah.
Darimana kita bisa mendapatkan dana untuk itu??
Ini yang kadang membuat kita berdebat dan harus berfikir keras jangan sampai kegiatan mulung ini bisa terhenti hanya karena tidak ada dananya. Banyak ide yang dikeluarkan, mulai dari minta sumbangan kepada yang hadir disaat hari minggunya, keliling kota bogor untuk minta sumbangan atau ditempat keramaian, atau malakin orang-orang yang bisa dipalakin.
Awalnya saya dan beberapa teman menolak keras meminta sumbangan kepada teman-teman yang sudah mau secara sukarela untuk datang dan bergabung menjadi pemulung. Wong mereka datang aja sudah secara sukarela untuk mungutin sampah di ciliwung kok malah dipinta sumbangan lagi. Tapi ada beberapa teman bilang “coba aja dulu”. Akhirnya kita coba, kita buat kotak sumbangan sukarela dan kita taroh disaat kegiatan mulung akan dimulai. Hasilnya?? Alhamdulillah teman-teman yang datang tidak keberatan untuk nyumbang. Ada yang nyumbang 500, 1.000, 10.000, 20.000, 50.000 dan juga ada yang nyumbang 100.000. Dari sini saya menjadi semangat. Ternyata orang-orang yang hadir tidak hanya punya kepedulian terhadap kebersihan ciliwung, tapi mereka juga ingin dan mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini terus berlanjut. Jangan sampai berhenti karena tidak ada uang untuk sewa mobil, beli BBM, beli karung.
Saya dan beberapa teman mulai aktif mengubungi teman-teman lama. Share pengalaman lewat mailist dan groups-groups di facebook. Meminta dukungan untuk menjalankan kegiatan ini. Berbagai macam tanggepan dan cemoohan datang. Ada yang bilang:
“ Sampai kapan kalian mau mungutin sampah itu ”.
“ Yakin kalian sungai ciliwung bisa bersih? ”
“ Jangan hanya mungutin sampahnya aja donk, ajak juga msyarakat disekitar sungai ciliwung biar ikut bersihin”
“ Percuma kalian memberisihin ciliwung klo yang lain masih tetap buang sampahnya “
Dan banyak lagi pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut mereka.
Saya hanya meniyakan dan tidak mengiyakan didalam hati saja. Sebenarnya saya hanya mau menjawab singkat saja kepada mereka yang berkomentar.
“Kamu mau bergabung bersama kami jadi pemulung ngga? Klo ngga bisa datang dan ngga mau jadi pemulung karena malu, mau ngga nyumbangin sedikit uangmu untuk beli karung dan minum kepada teman-teman yang sudah mau jadi pemulung? Mau ngga mobilmu tak pake buat ngangkutin sampah setiap minggunya. Kalo kamu hanya komentar doank, ya ora selesai-selesai urusane cak. Podo wae karo pejabat ing Jakarta lan Mbogor”
Tapi saya tidak putus asa. Masih banyak teman yang peduli dan masih banyak teman yang mau bantu. Saya masih di sms-in teman-teman yang lain dan bilang “En, saya sudah transfer dana untuk beli minuman teman-teman yang melakukan kegiatan pada mulung setiap minggunya. Maaf 2 minggu yang lalu saya sakit, trus minggu ini saya musti ke Banjarmasin selama 2 minggu. Klo ada kesempatan nanti saya pasti gabung jadi pemulung”. Setelah saya chek lewat sms banking, ternyata beliau mentransfer dana sebanyak 1 juta rupiah. Alhamdulillah...
Minggu kemaren disaat kumpul dengan senior-senior saya, saya sempatkan putar film kegiatan aksi peduli ciliwung dan cerita apa saja kegiatan yang sudah dilakukan. Tentunya setelah itu saya dengan pede-nya mengeluarkan “kotak” itu untuk meminta dukungan agar kegiatan ini terus berjalan. Alhadulillah “kotak” bisa berisi sebanyak 850 ribu. Bisa beli BBM mobil dan karung untuk kegiatan mulung selama 8 minggu (8 kali kegiatan pembersihan sampah di ciliwung). Terbukti toh, masih banyak yang peduli. Terima kasih teman-teman semua yang masih peduli dan masih punya mimpi ciliwung bisa bersih.
Semoga semakin banyak yang peduli. Khususnya urang bogor.
Ciliwung Ruksak, Hirup Balangsak!!!
Bagi yang mau berbagi peran silahkan klik disini
Salam,
Een Irawan Putra
Email : irawanputra@gmail.com
2 Komentar:
Iya Meneer ... jangan takut. Masih banyak temen2 kita yg mau jadi pemulung. Gak usah dikhawatirkan soal orang2 yg cuman bisa komentar itu
Semangat terus team bersih2 ciliwung....
Pengalaman di ciliwung kemaren kita bawa juga di bengkulu, dalam aksi bersih Muara Das bengkulu dan pesisir pantai...di hari bumi kemaren.
Alhamdullah...lumayan juga yg datang...
semoga aksi ini bisa koninue sperti teman2 disana...
Posting Komentar