Pengukuran Kualitas Air,,,
Setelah diberi pengarahan oleh Dosen dan Asisten, mahasiswa dibagi 6 kelompok. Setiap kelompok melakukan pengukuran di satu titik/stasiun (yang dibagi lagi menjadi 3 substasiun, dengan jarak 10 meter antar substasiun). Antar stasiun satu dengan yang lainnya berjarak 100 meter. Jadi panjang total lokasi pengamatan kurang lebih 780 meter. Setiap kelompok mengukur dan mencatat data Karakteristik Sungai, Parameter Fisika, Parameter Kimia, dan Parameter Biologi.
Karakteristik sungai, menggambarkan kondisi fisik sungai. Parameter yang diukur meliputi; Lebar sungai, Lebar badan sungai, Kecepatan Arus, dan Kedalaman sungai. Sedangkan Alat yang digunakan meliputi; Tongkat ukur kedalaman, Roll Meter, tambang atau tali rapia berskala, dan botol film. Pengukuran dimulai dengan membentangkan tali secara melintang untuk mengukur lebar sungai (dari permukaan air ujung kanan-kiri) dan lebar badan sungai (dari titik tertinggi air pada waktu meluap). Kedalaman diukur setiap 1 meter selebar sungai, kemudian data yang diperoleh dirata-ratakan nilainya. Sedangkan kecepatan arus di ukur menggunakan Botol Sample yang diikat tali 10 meter. Data yang di catat adalah waktu tempuh botol sampel yang dihanyutkan dalam jarak 10 meter. Pengukuran arus dilakukan di sebelah kiri, tengah, dan kanan sungai dengan 3 kali ulangan.
Parameter Fisik sungai yang diukur meliputi; Suhu, Daya Hantar Listrik (DHL), dan Kekeruhan. Suhu dan DHL langsung diukur dilapangan dengan menggunakan DHL meter. Untuk keperluan pengukuran kekeruhan, setiap kelompok fieldtrip mengambil sampel air sebanyak 800 ml kedalam botol sampel. Kekeruhan diukur dengan Turbidity meter.
Kandungan air, dapat diketahui dengan mengukur parameter kimia perairan yang meliputi; DO (Dissolved Oxygen)/ Okasigen terlarut, BOD (Biochemical Oxygen Demand)/banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses dekomposisi bahan organik, dan pH / derajat keasaman. DO dan pH diukur langsung dilapangan dengan menggunakan DO meter dan pH meter. Perlakuan yang berbeda dilakukan pada pengoleksian sampel air untuk pengukuran parameter kimia. Pada pengukuran DO nol untuk penghitungan BOD, sampel air sebelumnya dimasukkan botol berukuran 1500 ml sebanyak 800 ml, lalu untuk meningkatkan oksigen di dalam air dilakukan pengadukan untuk menggantikan aerasi (karena tidak bawa aerator baterai). Kemudian sampel tersebut dimasukkan ke dalam 2 botol BOD (botol terang dan gelap). Botol terang dianalisis sebagai DO0 dan botol gelap (istilah yang digunakan karena botol BOD tersebut dibungkus plastik hitam agar tidak terjadi fotosintesis selama masa inkubasi) dibawa ke lab untuk selanjutnya diinkubasi dalam inkubator bersuhu 20⁰ C selama lima hari. Pada hari ke-5 dilakukan kembali analisis oksigen terlarut (DO5). Selisih nilai oksigen pada hari pertama (DO0) dan hari kelima (DO5) merupakan nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD). Perhitungan BOD 5 (ppm) = (DO 0 – DO 5) X Faktor pengencer.
Parameter biologi yang diukur meliputi; Plankton, Benthos, dan Biota-biota indicator perairan lainnya.. Alat yang dipakai adalah; Surber, driftnet, serokan, botol sampel, nampan, pinset, lup/kaca pembesar, dan lembar panduan praktis bioindikator kualitas air. Prinsipnya adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya biota perairan. Biota-biota yang didapat dimasukkan ke botol sample yang telah berisi campuran air dan alcohol. Analisis menggunakan lembar panduan untuk makroorganisme dan mikroskop untuk mikroorganisme. Adapun biota-biota yang ditemukan diantaranya adalah: larva capung jarum; udang air tawar biasa; larva lalat batu; siput berpintu; anggang-anggang; nimfa lalat sahari insang bercabang; nimfa lalat sahari pipih; cacing pipih; larva nyamuk; dan kepiting.
(Tim Riset Tjiliwoeng)
Setelah diberi pengarahan oleh Dosen dan Asisten, mahasiswa dibagi 6 kelompok. Setiap kelompok melakukan pengukuran di satu titik/stasiun (yang dibagi lagi menjadi 3 substasiun, dengan jarak 10 meter antar substasiun). Antar stasiun satu dengan yang lainnya berjarak 100 meter. Jadi panjang total lokasi pengamatan kurang lebih 780 meter. Setiap kelompok mengukur dan mencatat data Karakteristik Sungai, Parameter Fisika, Parameter Kimia, dan Parameter Biologi.
Karakteristik sungai, menggambarkan kondisi fisik sungai. Parameter yang diukur meliputi; Lebar sungai, Lebar badan sungai, Kecepatan Arus, dan Kedalaman sungai. Sedangkan Alat yang digunakan meliputi; Tongkat ukur kedalaman, Roll Meter, tambang atau tali rapia berskala, dan botol film. Pengukuran dimulai dengan membentangkan tali secara melintang untuk mengukur lebar sungai (dari permukaan air ujung kanan-kiri) dan lebar badan sungai (dari titik tertinggi air pada waktu meluap). Kedalaman diukur setiap 1 meter selebar sungai, kemudian data yang diperoleh dirata-ratakan nilainya. Sedangkan kecepatan arus di ukur menggunakan Botol Sample yang diikat tali 10 meter. Data yang di catat adalah waktu tempuh botol sampel yang dihanyutkan dalam jarak 10 meter. Pengukuran arus dilakukan di sebelah kiri, tengah, dan kanan sungai dengan 3 kali ulangan.
Parameter Fisik sungai yang diukur meliputi; Suhu, Daya Hantar Listrik (DHL), dan Kekeruhan. Suhu dan DHL langsung diukur dilapangan dengan menggunakan DHL meter. Untuk keperluan pengukuran kekeruhan, setiap kelompok fieldtrip mengambil sampel air sebanyak 800 ml kedalam botol sampel. Kekeruhan diukur dengan Turbidity meter.
Kandungan air, dapat diketahui dengan mengukur parameter kimia perairan yang meliputi; DO (Dissolved Oxygen)/ Okasigen terlarut, BOD (Biochemical Oxygen Demand)/banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses dekomposisi bahan organik, dan pH / derajat keasaman. DO dan pH diukur langsung dilapangan dengan menggunakan DO meter dan pH meter. Perlakuan yang berbeda dilakukan pada pengoleksian sampel air untuk pengukuran parameter kimia. Pada pengukuran DO nol untuk penghitungan BOD, sampel air sebelumnya dimasukkan botol berukuran 1500 ml sebanyak 800 ml, lalu untuk meningkatkan oksigen di dalam air dilakukan pengadukan untuk menggantikan aerasi (karena tidak bawa aerator baterai). Kemudian sampel tersebut dimasukkan ke dalam 2 botol BOD (botol terang dan gelap). Botol terang dianalisis sebagai DO0 dan botol gelap (istilah yang digunakan karena botol BOD tersebut dibungkus plastik hitam agar tidak terjadi fotosintesis selama masa inkubasi) dibawa ke lab untuk selanjutnya diinkubasi dalam inkubator bersuhu 20⁰ C selama lima hari. Pada hari ke-5 dilakukan kembali analisis oksigen terlarut (DO5). Selisih nilai oksigen pada hari pertama (DO0) dan hari kelima (DO5) merupakan nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD). Perhitungan BOD 5 (ppm) = (DO 0 – DO 5) X Faktor pengencer.
Parameter biologi yang diukur meliputi; Plankton, Benthos, dan Biota-biota indicator perairan lainnya.. Alat yang dipakai adalah; Surber, driftnet, serokan, botol sampel, nampan, pinset, lup/kaca pembesar, dan lembar panduan praktis bioindikator kualitas air. Prinsipnya adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya biota perairan. Biota-biota yang didapat dimasukkan ke botol sample yang telah berisi campuran air dan alcohol. Analisis menggunakan lembar panduan untuk makroorganisme dan mikroskop untuk mikroorganisme. Adapun biota-biota yang ditemukan diantaranya adalah: larva capung jarum; udang air tawar biasa; larva lalat batu; siput berpintu; anggang-anggang; nimfa lalat sahari insang bercabang; nimfa lalat sahari pipih; cacing pipih; larva nyamuk; dan kepiting.
(Tim Riset Tjiliwoeng)
0 Komentar:
Posting Komentar