Seekor burung raja udang terbang tergopoh2 mendatangiku pagi ini. Hampir saja ia terjungkal saat mendarat di ranting pohon Sempur di depan rumah. "Kawan, tahu enggak, teman2ku di tepian Ciliwung sedang heboh sekarang!" katanya dengan nafas masih terengah2. Ahh paling2 para burung dan satwa itu heboh karena melihat porak-porandanya tepian Ciliwung karena air bah. Maklum sekarang kan hujan datang bertubi2 di kota ini. Hujan juga mengguyur tempat2 di hulu Ciliwung yang mulai botak tak berpohon. Namun ternyata anggapanku ini tak sepenuhnya benar. Dengan mata berbinar si raja udang melanjutkan, "Pasti kamu kira ini soal korban air bah yaa? Salah kawan ... teman2ku heboh karena mereka menyaksikan segerombolan orang2 yang memulung sampah di Ciliwung".
Wah wah waaah ... berita baru ini. Kenapa juga orang2 itu memungut sampah di sana. Apa mereka sudah gila? Bukankah Ciliwung sedang banjir? Kalaupun tidak banjir, bukankah sampah di sungai itu sudah biasa? Hampir semua orang di kota ini saja tidak ada yang peduli. Para pemimpin kota ini pun hanya pintar bercuap2 untuk meminta orang peduli padahal dirinya sendiri pun tak mau melakukannya. Kota ini memang menyimpan banyak sekali ahli dan pemikir. Namun rasanya tak ada satu pun yang berusaha mengerahkan kemampuannya untuk membuat bersih sungai.
Kabar sang burung itu jadi wajar. Wajar jika para satwa itu heboh. Heboh karena mereka melihat orang bodoh dan gila di Ciliwung. Sungguh kejadian yang langka. Terlebih hal tsb dilakukan setiap minggu, bahkan saat air Ciliwung sedang tinggi dan beresiko.
Cerita di atas adalah kabar burung. Jadi itu adalah cerita fiksi dan bukan cerita sesungguhnya. Mau tahu cerita sesungguhnya? Mari bergabung bersama Komunitas Peduli Ciliwung hari Sabtu ini .... Aksi mulung ini dilakukan karena seminggu sebelumnya (12 Februari 2010) wilayah itu dilanda air bah.
Wah wah waaah ... berita baru ini. Kenapa juga orang2 itu memungut sampah di sana. Apa mereka sudah gila? Bukankah Ciliwung sedang banjir? Kalaupun tidak banjir, bukankah sampah di sungai itu sudah biasa? Hampir semua orang di kota ini saja tidak ada yang peduli. Para pemimpin kota ini pun hanya pintar bercuap2 untuk meminta orang peduli padahal dirinya sendiri pun tak mau melakukannya. Kota ini memang menyimpan banyak sekali ahli dan pemikir. Namun rasanya tak ada satu pun yang berusaha mengerahkan kemampuannya untuk membuat bersih sungai.
Kabar sang burung itu jadi wajar. Wajar jika para satwa itu heboh. Heboh karena mereka melihat orang bodoh dan gila di Ciliwung. Sungguh kejadian yang langka. Terlebih hal tsb dilakukan setiap minggu, bahkan saat air Ciliwung sedang tinggi dan beresiko.
Cerita di atas adalah kabar burung. Jadi itu adalah cerita fiksi dan bukan cerita sesungguhnya. Mau tahu cerita sesungguhnya? Mari bergabung bersama Komunitas Peduli Ciliwung hari Sabtu ini .... Aksi mulung ini dilakukan karena seminggu sebelumnya (12 Februari 2010) wilayah itu dilanda air bah.
1 Komentar:
Kabar burung yang hebat dab!
salut slalu buat yang setia mulung di Ciliwung!
Posting Komentar