Jurnal Bogor, 15 March 2010
Bogor - Penggiat kesenian dan budayawan Bogor menggelar ruwatan Sungai Ciliwung di Lapangan Lebak Kantin, Kelurahan Sempur, Minggu (14/3) kemarin. Ini merupakan rangkaian hari jadi Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) sebagai simbolisasi pentingnya Sungai Ciliwung bagi kehidupan Masyarakat Kota Bogor. Menurut salah Budayawan Bogor, Mama Arief Hidayat yang mengikuti kegiatan ini, ruwatan bertujuan untuk mengingatkan kepada semua pihak agar terus menjaga kelestarian Sungai Ciliwung. “Ciliwung ini beda dengan sungai lainnya. Kalau yang lain, seperti Cipakancilan itu bisa dibilang merupakan sungai buatan. Kalau Ciliwung ini sudah ada sejak Zaman Pajajaran, dan bermanfaat bagi Masyarakat Kota Bogor,” jelas Mama Arif yang sempat membacakan rapalan pantun Pepeling pada saat ruwatan. Mama menambahkan, ruwatan juga dilakukan agar Sungai Ciliwung tidak ‘marah’ karena ulah masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan. “Ciliwung kalau ibaratnya manusia adalah urat nadinya. Kalau urat nadinya dirusak, maka akan berpengaruh kepada hal lainnya. Ciliwung kondisinya saat ini sudah mulai rusak karena banyaknya sampah. Ruwatan ini dibuat juga agar Ciliwung tidak ngamuk,” jelas dia. Selain Mama Arif, penggiat seni Kota Bogor Dadang Padmadireja serta seniman dari kota lain ikut meramaikan aksi ini. Sebab, selain Ruwatan Sungai Ciliwung, Tim dari KPC juga menggelar acara lainnya, mulai dari lomba menggambar anak-anak SD, pentas seni, dan mulung sampah atau memungut sampah di Sungai Ciliwung.
Peserta mulung sampah’ diarak dengan alat musik tradisonal hingga ke tepi bibir sungai Ciliwung dan membawa berbagai macam makanan tradisional dan tumpeng dalam nampan yang disantap bersama. Doa bersama juga dilakukan oleh peserta untuk memohon keselamatan dan ucapan rasa syukur karena Sungai Ciliwung telah memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat Kota Bogor selama ini.
Sementara itu, ratusan ton sampah anorganik yang ada di Sungai Ciliwung berhasil diangkat penggiat KPC dan masyarakat dalam satu tahun belakangan. Hal ini dikemukakan Koordinator Peringatan Setahun KPC, Sutrisno kepada Jurnal Bogor, Minggu (14/3).
Menurut pria yang akrab dipanggil Nono ini, selama satu tahun keberadaan KPC, anggota KPC bersama masyarakat sekitar aliran Sungai Ciliwung telah melakukan kegiatan ‘mulung sampah’ yang ada di Sungai Ciliwung sebanyak 49 kali.
“Biasanya kami lakukan kegiatan ini pada akhir pekan. Dan setiap kegiatan kami berhasil memungut sampah yang ada di Sungai Ciliwung minimal 15 karung. Satu karungnya bisa memuat sampah 20 hingga 50 kilogram,” jelas Nono disela-sela kegiatan peringatan 1 tahun KPC di Lapangan Lebak Kantin, Kelurahan Sempur Kecamatan Bogor Tengah.
Nono menambahkan, daerah yang telah dibersihkan antaralain daerah aliran Sungai Ciliwung sekitar Katulampa hingga Cilebut. “Kami selalu mengajak warga sekitar aliran sungai untuk melakukan aksi mulung sampah ini dengan harapan kedepannya mereka tidak akan membuang sampah ke sungai lagi,” harapnya.
Sementara itu, Koordinator KPC, Hapsoro mengatakan perlu ada kesungguhan dari semua pihak untuk melakukan upaya penyelamata Sungai Ciliwung. “Ciliwung milik kita semua. Warga dan pemerintah harus mulai bertindak dan mengambil peran masing-masing untuk melakuka penyelamatan,” jelas Hapsoro.
Ia menilai, saat ini Sungai Ciliwung telah dijadikan tempat sampah raksasa masyarakat Kota Bogor. Oleh sebab itu, ia menghimbau agar masyarakat bersama-sama dengan pemerintah mulai bertindak nyata seperti yang dilakukan KPC melalui kegiatan ‘mulung sampah’.
=Irma Maghfirany | Julvahmi (Jurnal Bogor)
Sumber:
http://www.jurnalbogor.com/?p=88376
Bogor - Penggiat kesenian dan budayawan Bogor menggelar ruwatan Sungai Ciliwung di Lapangan Lebak Kantin, Kelurahan Sempur, Minggu (14/3) kemarin. Ini merupakan rangkaian hari jadi Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) sebagai simbolisasi pentingnya Sungai Ciliwung bagi kehidupan Masyarakat Kota Bogor. Menurut salah Budayawan Bogor, Mama Arief Hidayat yang mengikuti kegiatan ini, ruwatan bertujuan untuk mengingatkan kepada semua pihak agar terus menjaga kelestarian Sungai Ciliwung. “Ciliwung ini beda dengan sungai lainnya. Kalau yang lain, seperti Cipakancilan itu bisa dibilang merupakan sungai buatan. Kalau Ciliwung ini sudah ada sejak Zaman Pajajaran, dan bermanfaat bagi Masyarakat Kota Bogor,” jelas Mama Arif yang sempat membacakan rapalan pantun Pepeling pada saat ruwatan. Mama menambahkan, ruwatan juga dilakukan agar Sungai Ciliwung tidak ‘marah’ karena ulah masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan. “Ciliwung kalau ibaratnya manusia adalah urat nadinya. Kalau urat nadinya dirusak, maka akan berpengaruh kepada hal lainnya. Ciliwung kondisinya saat ini sudah mulai rusak karena banyaknya sampah. Ruwatan ini dibuat juga agar Ciliwung tidak ngamuk,” jelas dia. Selain Mama Arif, penggiat seni Kota Bogor Dadang Padmadireja serta seniman dari kota lain ikut meramaikan aksi ini. Sebab, selain Ruwatan Sungai Ciliwung, Tim dari KPC juga menggelar acara lainnya, mulai dari lomba menggambar anak-anak SD, pentas seni, dan mulung sampah atau memungut sampah di Sungai Ciliwung.
Peserta mulung sampah’ diarak dengan alat musik tradisonal hingga ke tepi bibir sungai Ciliwung dan membawa berbagai macam makanan tradisional dan tumpeng dalam nampan yang disantap bersama. Doa bersama juga dilakukan oleh peserta untuk memohon keselamatan dan ucapan rasa syukur karena Sungai Ciliwung telah memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat Kota Bogor selama ini.
Sementara itu, ratusan ton sampah anorganik yang ada di Sungai Ciliwung berhasil diangkat penggiat KPC dan masyarakat dalam satu tahun belakangan. Hal ini dikemukakan Koordinator Peringatan Setahun KPC, Sutrisno kepada Jurnal Bogor, Minggu (14/3).
Menurut pria yang akrab dipanggil Nono ini, selama satu tahun keberadaan KPC, anggota KPC bersama masyarakat sekitar aliran Sungai Ciliwung telah melakukan kegiatan ‘mulung sampah’ yang ada di Sungai Ciliwung sebanyak 49 kali.
“Biasanya kami lakukan kegiatan ini pada akhir pekan. Dan setiap kegiatan kami berhasil memungut sampah yang ada di Sungai Ciliwung minimal 15 karung. Satu karungnya bisa memuat sampah 20 hingga 50 kilogram,” jelas Nono disela-sela kegiatan peringatan 1 tahun KPC di Lapangan Lebak Kantin, Kelurahan Sempur Kecamatan Bogor Tengah.
Nono menambahkan, daerah yang telah dibersihkan antaralain daerah aliran Sungai Ciliwung sekitar Katulampa hingga Cilebut. “Kami selalu mengajak warga sekitar aliran sungai untuk melakukan aksi mulung sampah ini dengan harapan kedepannya mereka tidak akan membuang sampah ke sungai lagi,” harapnya.
Sementara itu, Koordinator KPC, Hapsoro mengatakan perlu ada kesungguhan dari semua pihak untuk melakukan upaya penyelamata Sungai Ciliwung. “Ciliwung milik kita semua. Warga dan pemerintah harus mulai bertindak dan mengambil peran masing-masing untuk melakuka penyelamatan,” jelas Hapsoro.
Ia menilai, saat ini Sungai Ciliwung telah dijadikan tempat sampah raksasa masyarakat Kota Bogor. Oleh sebab itu, ia menghimbau agar masyarakat bersama-sama dengan pemerintah mulai bertindak nyata seperti yang dilakukan KPC melalui kegiatan ‘mulung sampah’.
=Irma Maghfirany | Julvahmi (Jurnal Bogor)
Sumber:
http://www.jurnalbogor.com/?p=88376
0 Komentar:
Posting Komentar