Nyamplung (Callophyllum inophyllum) |
Kegiatan KPC Bogor hari Sabtu kemarin bisa juga dianggap sebagai kegiatan tutup tahun 'ala KPC Bogor. Apa kegiatannya? Seperti yg sudah juga diumumkan dalam SMS bomb, adalah menanam bibit pohon Beringin (Ficus sp.) dan Nyamplung (Callophyllum inophyllum).
Tidak seperti saat melakukan penanaman di bantaran sungai biasanya, kali ini para laskar karung KPC memperbanyak jumlah bibit yg akan ditanam. Ribuan bibit? ... ahh tidak juga. Emang siapa yg bisa kasih bibit beringin dan nyamplung sampai ribuan jumlahnya begitu. Lagipula bibit pohon yg umum dijual atau disediakan oleh Pemerintah itu biasanya adalah jenis pohon produktif spt Sengon, Jabon, Trembesi, Mahoni, Akasia, Matoa dan Mangga. Semuanya adalah jenis2 yg umumnya dibutuhkan oleh industri perkayuan, atau jenis2 pohon yg buahnya bisa dikonsumsi.
Lalu bagaimana dengan dua jenis pohon yg akarnya dianggap sering mengganggu bangunan, bertajuk rindang dan biasanya dihuni oleh makhluk tidak kasat mata? Kalo mau dapatin bibitnya .... yaa tidak ada cara lain selain membuat pembibitan sendiri. Apakah jumlahnya bisa sampai ribuan? Tentu sulit, kecuali KPC Bogor bikin perusahaan pembibitan beringin dan nyamplung sendiri. Sementara KPC Bogor itu kan hanya sekelompok laskar karung yg secara sukarela melakukan aktivitas untuk Ciliwung. Itu pun hanya dilakukan pada setiap hari Sabtu. Maka jumlah bibit pohon siap tanam yg bisa dihasilkan tentu saja tidak banyak. Contohnya, dalam penanaman di tanggal 31 Desember 2011 kemarin, KPC Bogor hanya mampu menanam sejumlah 42 bibit pohon saja. Lumayan laaaahhhh ....
Naah saat sejumlah laskar karung siap menanam bibit pohon tersebut di bantaran Ciliwung, tiba-tiba datang para warga Kelurahan Bantarjati. Hampir mereka yang datang itu dikira sebagai tenaga bantuan yg ingin ikutan menanam pohon. Ehh ... salah!! Ternyata yg datang adalah Pak RW dengan beberapa orang warga saja. Rupanya mereka kaget dan (mungkin) curiga pada segerombolan laskar karung KPC Bogor ini.
"Gini Mas, saya dikabarin sama warga yang kaget ada sekelompok orang mau menanam pohon. Mau ditanam di mana itu? Soalnya lahan2 di pinggiran kali ini adalah tanah warga. Kenapa atuh pihak RT dan RW tidak diberi pemberitahuan?" begitu kira2 ungkapan dari Pak RT kepada para laskar karung.
Waduuhhh!!!! Ternyata orang kalo mau menanam pohon itu harus ijin yaa? Padahal kan kami menanamnya di bantaran sungai. Bantaran sungai kan tanah negara yang tidak boleh dijadikan hak milik perorangan. Ada aturan hukumnya lho itu.
Akhirnya para laskar karung pun menjelaskan soal kepemilikan umum (common property) tentang sungai dan bantarannya. Dijelaskan juga soal rutinitas kegiatan KPC Bogor yang sudah terjadi selama 3 tahun ini.
2 Komentar:
mungkin mrasa malu itu-mah Mbah Tjiliwoeng. Sudah dijelasin n jelas2 diajakin nanem bareng tapi malah langsung pulang (gak bantuin)
emang nanem pohon hari itu capek skali, soal-nya berhadapan lagi dengan yang namanya "cadas"..."hese" ngagalina
yang jadi moment lainnya, een nanem pohon di sebrang sungai. harus nyebrang pake jembatan bambu kecil diatas tebing sungai yang dalem..."estriim" (pake istilah di blog si beunteur)...hehehe
Ruby
Aku malah gak ngeh ada yang negur, kalau gak lihat bapak2 merokok ngobrol ama Joemadi... cuek aja nanem qkqkqkqkq... maaf, sabtu besok gak bisa ngikut dulu... ada acara keluarga, alesannya niy hehehehe
Posting Komentar